Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengajak para guru di Jatim untuk menerapkan deep learning berbasis teknologi lewat gelaran seminar.
Aries Agung Paewai Kepala Dinas Pendidikan Jatim mengatakan, filosofi deep learning atau pembelajaran mendalam perlu diperkuat dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
“Pembelajaran mendalam bukan sekadar metode, melainkan filosofi yang menempatkan peserta didik sebagai subjek aktif dalam proses belajar. Teknologi bukan pengganti guru, tetapi penguat peran guru sebagai fasilitator yang reflektif, adaptif, dan transformatif,” katanya, pada Minggu (26/10/2025).
Aries mengatakan, Jatim telah memulai langkah konkret dalam integrasi teknologi ke dalam ekosistem pendidikan. Namun, ia menekankan bahwa teknologi baru bermakna jika diiringi visi, nilai, dan pendampingan manusiawi.
“Seminar ini menjadi ruang refleksi, kolaborasi, dan inovasi untuk memperkuat ekosistem pendidikan Jawa Timur yang adaptif, inklusif, dan berdaya saing,” ujarnya.
Warsono Kepala Dewan Pendidikan Jatim sekaligus pemateri dalam seminar tersebut mengatakan bahwa konsep deep learning menekankan proses belajar yang memiliki kesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
“Tujuannya mengembangkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan pemahaman konsep, serta mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata,” paparnya.
Warsono juga menekankan pentingnya perubahan mindset belajar dari orientasi nilai dan ujian menuju budaya belajar mendalam, karena menurutnya, masalah utama pendidikan saat ini adalah budaya belajar yang salah fokus, yakni terlalu mengejar nilai.
“Solusinya adalah membangun budaya belajar berbasis proyek, diskusi kritis, eksperimen, serta aktivitas yang menumbuhkan kreativitas dan kolaborasi,” jelasnya. (ris/saf/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
