Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa Xi Jinping Presiden China setuju untuk tidak memberlakukan pembatasan ekspor logam langka (rare earth), yang sebelumnya sempat mengguncang pasar global dan memicu ancaman pembalasan dari Washington.
Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan bilateral yang dinanti-nantikan di Korea Selatan (Korsel), Kamis (30/10/2025). Trump menyebut pertemuannya dengan Xi menghasilkan serangkaian keputusan penting yang disebutnya sebagai “luar biasa.”
“Kalau skalanya dari nol sampai sepuluh, dengan sepuluh yang terbaik, saya akan bilang pertemuan itu nilainya dua belas,” kata Trump kepada wartawan di pesawat Air Force One setelah meninggalkan Korsel seperti dilansir kantor berita Anadolu.
“Banyak keputusan besar dibuat, hampir tidak ada yang tertinggal.”
Salah satu poin utama dari pertemuan itu adalah keputusan Xi untuk membatalkan rencana pembatasan ekspor logam langka bahan penting dalam industri teknologi tinggi serta komitmennya menindak tegas peredaran ilegal fentanyl yang mengalir ke Amerika Serikat (AS).
Sebagai imbalannya, Trump menyatakan akan menurunkan sebagian tarif yang dikenakan terhadap China.
Menurut Trump, tarif terkait fentanyl yang semula 20 persen kini akan diturunkan menjadi 10 persen. “Xi berkomitmen bekerja keras untuk menghentikan kematian akibat fentanyl,” ujarnya.
“Ini memang kompleks karena melibatkan bahan prekursor, tapi saya yakin kita akan melihat perbedaan besar.”
Trump menambahkan bahwa tarif keseluruhan atas produk China kini berada di kisaran 47 persen setelah pemangkasan 10 poin tersebut.
Ia juga menegaskan tidak akan menaikkan tarif hingga 100 persen pada 1 November mendatang, sebagaimana pernah diancamkannya, karena Beijing telah mengubah sikapnya terkait ekspor logam langka.
Ketika ditanya soal penjualan chip mikroprosesor Nvidia ke China, Trump mengaku keduanya membahas “banyak hal soal chip”, tetapi tidak menyinggung arsitektur canggih Blackwell milik perusahaan tersebut. Ia juga menyebut isu Taiwan tidak dibahas dalam pertemuan itu.
Selain itu, Xi Jinping dilaporkan setuju untuk kembali membeli kedelai dari Amerika Serikat—langkah yang dianggap dapat membantu para petani AS yang terdampak perang dagang kedua negara.
Trump menutup dengan menyampaikan rencananya mengunjungi China pada April 2026, sementara Xi dijadwalkan akan melakukan kunjungan balasan ke AS “setelah itu,” meski lokasi pertemuan belum ditentukan. (bil/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
