Selasa, 11 November 2025

Pasar Optimis Ekonomi Domestik Membaik Akhir 2025, IHSG Siap Menguat

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). Foto: Antara

Ratna Lim Kepala Riset Phintraco Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat pada perdagangan Selasa, (4/11/2025) dengan sentimen akan berasal dari tingkat domestik.

Sentimen akan berasal dari pelaku pasar yang bersikap optimis terhadap membaiknya perekonomian dalam negeri pada akhir tahun 2025.

“IHSG diperkirakan berpotensi melanjutkan kenaikan menguji level 8.300-8.350,” ujar Ratna Lim dilansir dari Antara, Selasa, (4/1/2025).

Dari dalam negeri, Ratna mengatakan optimisme pelaku pasar terhadap membaiknya ekonomi dalam negeri dan kinerja pasar modal yang cenderung membaik pada akhir tahun, akan mendorong penguatan IHSG.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indonesia periode Oktober 2025 sebesar 0,28 persen month to month (mtm) atau 2,86 persen year on year (yoy), meningkat dari sebesar 0,21 persen (mtm) dan 2,65 persen (yoy) pada September 2025.

Kemudian, indeks PMI Manufaktur Indonesia meningkat ke level 51,2 pada Oktober 2025, dari sebelumnya di level 50,4 pada September 2025 atau merupakan kenaikan selama tiga bulan berturut-turut.

Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus 4,34 miliar dolar AS pada September 2025, atau menurun dari surplus 5,49 miliar dolar AS pada Agustus 2025.

Dari kawasan Asia, pelaku pasar mencermati data aktivitas manufaktur China. Data PMI resmi dari Biro Statistik Nasional menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China pada Oktober 2025 menyusut ke level terendah dalam enam bulan, yaitu di angka 49,0.

Dari mancanegara, Ratna menjelaskan, komentar dua pejabat Federal Reserve (The Fed) meredam harapan terhadap penurunan suku bunga The Fed pada Desember 2025 mendatang. Kekhawatiran terhadap inflasi sebagai alasan untuk berhati-hati terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut.

“Penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung, yang hampir menjadi penutupan terpanjang dalam sejarah AS, telah membuat investor dan The Fed kehilangan serangkaian data penting yang diperlukan untuk menilai kondisi ekonomi AS,” ujar Ratna.

Pada perdagangan Senin (03/11/2025), bursa saham Eropa ditutup variatif, diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,30 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,16 persen, indeks DAX Jerman menguat 0,73 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,14 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup variatif pada perdagangan Senin (03/11), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,48 persen ditutup di level 47.336,68, indeks S&P 500 menguat 0,17 persen ke level 6.852,51, indeks Nasdaq Composite menguat 0,44 persen dan ditutup di level 25.972,75.(ant/mas/lta/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 11 November 2025
24o
Kurs