Senin, 22 Desember 2025

BI Jatim Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Penguatan Investasi Sektor Manufaktur

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ibrahim (tengah) Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Timur bersama Atong Soekirman Asisten Deputi Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat transportasi dan Elektronika, Kemenko Perekonomian dan Ratih Purbasari Kania, Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam dan Industri Manufaktur, Kementerian Investasi dan Hilirisasi saat memberi keterangan di Surabaya, pada Selasa (4/11/2025). Foto: Risky suarasurabaya.net

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Timur mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui penguatan investasi sektor manufaktur.

Langkah itu, dilakukan lewat rapat koordinasi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah wilayah Jawa dalam rangkaian Java Regional Economics Forum (JREF) pada Selasa (4/11/2025).

Ibrahim Kepala KPw BI Jatim mengatakan, penguatan ekosistem investasi di sektor manufaktur sangat penting, apalagi hal itu sejalan dengan Asta Cita Pemerintah, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan mengembangkan industri berkelanjutan.

“Ini merumuskan rekomendasi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan, serta memperkuat sinergi kebijakan untuk percepatan realisasi investasi wilayah Jawa di sektor manufaktur,” katanya di Surabaya pada Selasa (4/11/2025).

Ibrahim mengatakan, wilayah Jawa memegang peranan sentral dalam struktur ekonomi nasional, serta menjadi kunci dalam mendorong keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.

Meski demikian, ia menekankan bahwa upaya akselerasi investasi ke depan masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, terutama dari aspek infrastruktur, regulasi, dan pembiayaan. Sehingga harus ada penguatan yang terus didorong.

Pihaknya membeberkan, ada tiga area key strategies untuk memitigasi hal tersebut, yakni pertama optimalisasi konektivitas dan link and match ketenagakerjaan antara dunia kerja dan vokasi. Kedua, dukungan insentif khusus dan perbaikan sistem perizinan. Ketiga, perluasan akses pembiayaan dan sinergi promosi investasi terintegrasi se-Jawa.

Atong Soekirman Asisten Deputi Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat transportasi dan Elektronika, Kemenko Perekonomian memastikan, pemerintah akan terus menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui penyederhanaan perizinan, pemberian insentif fiskal, serta penguatan peran Kawasan Ekonomi.

“Integrasi antara kebijakan industri dan ketenagakerjaan penting, agar pertumbuhan investasi dapat sekaligus menciptakan lapangan kerja berkualitas dan merata di seluruh wilayah Jawa,” ucapnya.

Ratih Purbasari Kania Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam dan Industri Manufaktur Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menambahkan bahwa capaian realisasi investasi di wilayah Jawa hingga kuartal III 2025 mencapai Rp692,5 triliun atau sebesar 48 persen dari angka nasional.

“Capaian itu menegaskan bahwa Jawa masih menjadi magnet utama investasi di Indonesia, terutama pada sektor manufaktur pengolahan logam, makanan-minuman, serta kimia dasar,” ucapnya.

Pemerintah, kata dia, terus berkomitmen memperkuat perencanaan dan fasilitasi proyek strategis agar investasi yang masuk dapat lebih berkualitas dan berdaya saing global.

Pihaknya berharap, sinergi lintas lembaga bisa memperkuat investasi sektor manufaktur di wilayah Jawa sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. (ris/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 22 Desember 2025
27o
Kurs