Selasa, 11 November 2025

Ekspor Produk Halal RI Tembus USD35,9 Miliar, Tumbuh 32 Persen

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Sutan Emir Hidayat Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Foto: Risky suarasurabaya.net

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) lembaga non-struktural yang dipimpin oleh presiden mencatat, ekspor produk halal Indonesia mencapai USD35,9 miliar atau tumbuh 32,67 persen year on year (yoy).

Sutan Emir Hidayat Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah KNEKS mengatakan, capaian itu meningkat signifikan dibanding Januari 2025 yang berada di angka 9,16 persen (yoy).

“Kinerja perdagangan produk halal menunjukkan perkembangan yang cukup kuat. Pertumbuhan ekspor ini menandai pemulihan dan momentum baru setelah perlambatan pada tahun 2023,” katanya dalam keterangan, Kamis (6/11/2025).

Dalam enam tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekspor halal mencapai 7,08 persen per tahun, menunjukkan tren jangka panjang yang stabil.

Meski demikian, ia mengatakan bahwa struktur ekspor Indonesia masih bergantung pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, serta menghadapi tekanan eksternal berupa tarif dagang dan dinamika geopolitik global.

Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, Ia mengatakan bahwa KNEKS merekomendasikan kebijakan diversifikasi pasar ekspor halal dengan menargetkan negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Turki, Malaysia, dan Thailand sebagai Negara Tujuan Ekspor (NTE) prioritas.

Dalam kerangka diversifikasi tersebut, ia mengatakan bahwa inisiatif “Kampung Haji” menjadi langkah strategis untuk memperkuat rantai pasok halal dari hulu ke hilir, khususnya dalam penyediaan produk dan layanan yang terstandarisasi sesuai kebutuhan jamaah haji dan umrah global.

Program itu menurutnya, tidak hanya mendorong peningkatan kapasitas industri halal domestik, tetapi juga berpotensi menjadi model integrasi ekosistem halal yang berorientasi ekspor, menjembatani pelaku usaha kecil dengan pasar internasional.

“Inisiatif ini juga sejalan dengan peran strategis Indonesia sebagai Ketua D-8 (Developing Eight) pada tahun depan,” tambahnya.

Ia mengatakan, meski dampaknya mungkin saja tidak langsung, namun posisi kepemimpinan itu menurutnya membuka peluang diplomasi ekonomi halal yang lebih luas.

“Serta emperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai nilai global produk halal,” pungkasya.(ris/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 11 November 2025
24o
Kurs