Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur menggelar rapat monitoring dan evaluasi percepatan eliminasi tuberkulosis (TBC) bersama sejumlah stakeholder, Rabu (19/11/2025).
Dokter Erwin Astha Triyono Kepala Dinkes Provinsi Jatim mengatakan, penyakit TBC masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional.
Berdasarkan data Global TB Report 2024, Indonesia menempati peringkat kedua setelah negara India dengan estimasi beban kasus TBC baru sebanyak 1.090.000 kasus.
Erwin menyebut angka ini meningkat dari estimasi beban TBC sebelumnya yaitu sebesar 1.060.000 atau 385 per 100.000 penduduk.
“Berdasarkan target end TB strategy, diharapkan pada tahun 2030 insidensi TBC turun 80 persen dan kematian akibat TBC turun 90 persen,” ujar Erwin di Surabaya.
Jawa Timur sebagai provinsi dengan beban TBC yang tinggi di Indonesia menjadi cerminan capaian program tuberkulosis nasional.
Erwin menyebut temuan kasus TBC mengalami peningkatan sejak lima tahun terakhir dimulai pada 2021 yang dilaporkan telah mengobati mengobati 52.212 kasus dari estimasi 95.925 kasus atau setara 54,43 persen.
Kemudian pada 2022, terdapat 82.411 kasus yang ditemukan dan diobati dari 107.547 estimasi kasus yang ada 76,63 persen. Sedangkan pada tahun 2023 terdapat 92.723 kasus yang ditemukan dari 93.309 estimasi kasus 99,37 persen.
Kemudian temuan kasus TBC pada tahun 2024 sebesar 90.863 kasus atau 77,84 persen sedangkan yang dilanjutkan dengan pengobatan sebesar 83.244 kasus setara 91,61 persen.
“Masih terdapat gap 8,39 persen kasus TBC yang belum diobati. Jika hal ini tidak segera ditindaklanjuti, maka penularan kasus TBC di masyarakat akan semakin meningkat dan target eliminasi TBC tahun 2030 akan semakin sulit dicapai,” ungkapnya.
Data kasus per tanggal 30 Oktober 2025 menunjukkan penemuan kasus sebesar 62,11 persen dari target 95 persen berdasarkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC)/Quick Win.
“Angka ini masih sangat jauh dari standar yang ditetapkan dengan waktu yang terbatas. Capaian tersebut belum memenuhi target seperti yang diharapkan. Dengan masalah yang ada, diperlukan suatu percepatan untuk penemuan kasus terduga, kasus ditemukan, sampai dengan inisiasi pengobatan,” jelas Erwin.
Kadinkes Jatim itu membeberkan rencana strategi nasional 2020-2024 memuat enam cara utama yang untuk mencapai target eliminasi TB.
Strategi pertama adalah penguatan komitmen pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk mendukung percepatan eliminasi tuberkulosis tahun 2030.
Kedua peningkatan akses terhadap layanan tuberkulosis bermutu dan berpihak pada pasien, ketiga optimalisasi upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan pencegahan tuberkulosis serta pengendalian infeksi.
Selanjutnya keempat pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis, dan tatalaksana tuberkulosis, kelima peningkatan peran serta komunitas, mitra, dan multi sektor lainnya dalam eliminasi tuberkulosis.
“Keenam penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan,” jelasnya.(wld/faz)
NOW ON AIR SSFM 100
