Siang itu, pukul 12.26 WIB, langit terlihat mendung di Dusun Gumukmas, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Di balik langit mendung itu pula, ada hiruk pikuk warga mencoba mendatangi rumahnya yang sudah tertimbun material vulkanik erupsi Semeru.
Di antara para warga itu, ada Husein yang baru terlihat keluar dari rumah orangtuanya. Dengan wajah lesu sambil merangkak melewati gundukan material, di tangannya tak banyak barang berharga yang bisa diselamatkan.
Hanya bantal dan selimut yang berhasil ia bawa keluar. Sementara barang berharga lainnya, ia tak bisa memastikan. Setidaknya dua barang itu bisa sedikit menghangatkan tubuh orangtuanya di pengungsian.
“Ya seperti ini (yang bisa diselamatkan) selimut, bantal. Lainnya gak bisa. (Dokumen-dokumen) masih belum tahu, tertimbun di dalam,” ucap Husein saat ditemui suarasurabaya.net sambil menata selimut di atas jok motornya, Kamis (20/11/2025).
Material vulkanik setinggi 80 sentimeter menimbun rumah orangtua Husein. Tidak hanya bagian depan saja, sampai ke belakang pun rata tertimbun material.
Kondisi serupa tak hanya dirasakan Husein seorang, hampir sebagian rumah warga di kawasan Desa Supiturang mengalami hal yang sama. Rumah mereka rusak parah.
Mungkin barang-barang berharga warga lainnya juga belum tentu bisa diselamatkan, senasib dengan Husein.
Meski hanya berhasil membahwa selimut dan bantal, Husein tetap mengantarnya menuju ke pengungsian di SDN Supiturang 1.
“Imron hanya bisa mengantarkan selimut dan bantal ke ayah dan ibunya yang telah mengungsi di SDN Supiturang 1, Kecamatan Pronojiwo.
Kondisi parah imbas awan panas Semeru tak biasanya menerjang Dusun Gumukmas. Husein menuturkan, ini baru pertama terjadi. Sebab biasanya aliran lahar tak mengarah ke kampung orangtuanya.
“Ini baru pertama, biasanya arahnya (aliran lahar) enggak ke sini,” tuturnya.(wld/bil/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
