Jumat, 21 November 2025

SMPN 2 Pronojiwo jadi Lokasi Pengungsian 200-an Warga Terdampak Erupsi Semeru

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Suasana pengungsian di SMPN 2 Pronojiwo yang dihuni sekitar 200 masyarakat, Jumat (21/11/2025). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Sekitar 200-an warga dari Dusun Sumbersari dan Kamar A, Desa Supiturang masih bertahan di pengungsian yang berlokasi di SMN 2 Pronojiwo, Jumat (21/11/2025)

Dua dusun dari warga yang mengungsi tersebut merupakan wilayah dengan dampak kerusakan sangat parah imbas terkena luberan awan panas Gunung Semeru.

Pantauan suarasurabaya.net di SMPN 2 Pronojiwo pada pagi tadi nampak sepi, karena para pengungsi sedang melihat rumahnya yang saat ini dalam kondisi hancur dan tertutup material abu vulkanik.

Yadin Iwan Setiawan Koordinator Posko Pengungsian SMPN 2 Pronojiwo memastikan fasilitas di posko ini sudah mumpuni karena pada tahun sebelumnya juga menjadi shelter erupsi Semeru.

Yadin mengatakan, fasilitas kamar mandi yang tersedia di SMPN 2 Pronojiwo ada 14 serta 3 pompa air untuk mencukupi kebutuhan MCK para pengungsi.

“Untuk mempermudah pengawasan, untuk memberikan pelayanan yang lebih maksimal disarankan untuk dijadikan satu. Karena di SMPN 2 (Pronojiwo) ini adalah shelter yang dulu kita pakai di erupsi sebelumnya. Jadi fasilitasnya jauh lebih mumpuni,” katanya.

Dia juga memastikan kebutuhan makanan sudah terdistribusikan dengan aman di lokasi ini. Tapi masih ada beberapa kebutuhan logistik yang belum terpenuhi seperti kaos kaki dan sarung tangan untuk balita dan lansia, kemudian matras, selmiut, dan juga susu untuk balita.

Yadin bilang kebutuhan tersebut sudah dikoordinasikan dengan pihak terkait dan untuk saat ini masih menunggu untuk dikirim ke SMPN 2 Pronojiwo.

Sementara itu Elis Rochmawati Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Pronojiwo mengatakan, ada tiga kelas yang digunakan sebagai lokasi pengungsian warga terdampak semeru.

Sejak erupsi kemarin, proses pembelajaran di sekolah berlangsung daring untuk sementara waktu. Pembelajaran offline baru akan dilakukan pada Senin mendatang.

Meski berdampingan dengan para pengungsi, Elis memastikan proses belajar mengajar siswa tidak terganggu dan tetap bisa berjalan normal.

“Alhamdulillah kita pembelajaran tidak terganggu sama sekali, lancar, normal. Hanya ketika pasca erupsi kita harus daring, kondisinya masih darurat,” jelasnya.(wld/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 21 November 2025
32o
Kurs