Jumat, 21 November 2025

Kemendiktisaintek Catat Dana Riset 2025 Mencapai Rp3,2 Triliun, Naik 218 Persen

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Stella Christie Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) dalam Konferensi Puncak Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), pada Jumat (21/11/2025). Foto: Risky suarasurabaya.net

Stella Christie Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Republik Indonesia mengungkapkan bahwa dana riset tahun 2025 mencapai Rp3,2 triliun.

Stella menyebut, dana itu meningkat 218 persen dibanding tahun 2024 yang berada di angka Rp1,47 triliun.

“Kalau ada berita-berita efisiensi dana riset dipotong itu berita yang tidak benar, tidak ada Rp1 pun dana riset yang dipotong dari kebijakan efisiensi. Bahkan kita meningkat 218 persen. Ini adalah kerja sama rekan-rekan saya di Kementerian,” katanya dalam Konferensi Puncak Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), pada Jumat (21/11/2025).

Wamen merinci, total ada 1.892 perguruan tinggi menerima Rp1,35 triliun dana riset. Kemudian pada tahun 2025 ini, juga tercatat ada 17.629 judul penelitian dan 14.975 peneliti dari berbagai daerah di Indonesia.

Kemendiktisaintek, kata dia, juga sedang memperjuangkan dana insentif riset bagi para peneliti untuk mengembangkan global best practice bagi peneliti di Indonesia.

“Peneliti harus bisa mendapatkan insentif langsung kepada penelitinya,” ucapnya.

Ia mengatakan bahwa belum setengah dari dana riset itu berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dan pihaknya memastikan bahwa kementerian sedang memperjuangkan.

“Belum setengah dari dana kita yang berasal dari APBN murni, kita masih belum dibolehkan untuk memberikan insentif langsung tapi kita perjuangkan,” jelasnya.

Setengah dari dana riset berasal dari mitra Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dana itu, dibuat agar para peneliti bisa mendapatkan intensif.

“Setengah lagi dana riset kita yang kita dapatkan dari mitra kami LPDP itu sudah kita skemakan agar bisa memberikan insentif langsung,” tuturnya.

Meski menekankan global best practice, ia menegaskan bahwa pihaknya bukan mengabaikan yang lokal.

“Tidak, malah sebaliknya. Saya dan tim sangat sering bekerja sama dengan asing, baik langsung mengunjungi maupun mengundang mereka untuk datang di Kemendiktiristek. Tetapi yang lebih sering lagi yang saya dan tim lakukan adalah mengunjungi semua universitas-universitas di berbagai daerah,” pungkasnya.(ris/kir/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 21 November 2025
31o
Kurs