Fasli Jalal Rektor Universitas yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia (Yarsi) menyebut pentingnya pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuka wacana publik yang transparan terkait program strategis nasional tersebut.
“Saya kira wacana publik yang menemukan hal-hal yang belum baik (kasus keracunan pangan) itu harus kita buka, artinya kita tidak perlu menutup diri terhadap adanya temuan tersebut, karena memang program ini besar dan cepat. Belum ada presiden di dunia yang bisa punya capaian secepat dan sebesar Indonesia ini,” katanya melansir Antara, Jumat (21/11/2025).
Fasli menilai kebijakan MBG untuk meningkatkan kualitas anak-anak Indonesia sangat tepat, sehingga memerlukan keterlibatan seluruh pihak untuk menyukseskan program tersebut.
“Tentu dalam perjalanan perlu ‘dikeroyok’ bersama, jadi jangan dilihat ini hanya orang Badan Gizi Nasional (BGN), Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), atau sekolah saja, tetapi semua, mulai dari desa yang rakyatnya akan dapat makanan bermutu,” ucap Fasli.
Pemberian MBG kepada siswa, menurutnya, juga akan mengubah perilaku keluarga dan orang tua agar lebih sadar akan pentingnya kualitas gizi dalam setiap makanan yang diberikan, juga bagaimana guru memberikan pendidikan.
“Meski kita kan agak modal nekat juga dengan program ini, tetapi saya kira karena tujuannya mulia, tidak ada jalan lain bagi semua komponen Indonesia, termasuk pemerintah daerah dari berbagai jenjang, masyarakat sipil, apalagi dunia pendidikan dan kesehatan yang mendapatkan manfaat, harus all out untuk menyukseskan program ini,” tuturnya.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah mencapai Rp41,3 triliun per 18 November 2025 atau sebesar 58,2 persen dari pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp71 triliun.
Program ini telah menjangkau sebanyak 41,9 juta penerima, dengan sebanyak 15.369 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.
Dalam sistem BGN yang diperbarui secara berkala, penerima manfaat MBG paling banyak per 19 November 2025, yakni siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak 1,13 juta pada 37 ribu kelompok, disusul siswa Raudhatul Athfal (RA) atau setara TK sebanyak 625 ribu pada 14 ribu kelompok di seluruh Indonesia.(ant/kir/iss)
NOW ON AIR SSFM 100
