Minggu, 23 November 2025

Tak Ada yang Lebih Tabah dari Tugas Tim Kesehatan di Posko Pengungsi Semeru

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ike Yuli Suryani Koordinator Kesehatan Posko Pengungsian SDN IV Supiturang saat melayani memberikan obat kepada warga, Jumat (21/11/2025). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Puluhan obat dan perlengkapan kesehatan tertumpuk rapi di meja posko pengungsian di SDN IV Supiturang Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jumat (21/11/2025) malam.

Di balik meja itu, ada Ike Yuli Suryani Koordinator Kesehatan Posko yang dengan tabah melayani ratusan pengungsi untuk pemeriksaan kesehatan dan meminta obat-obatan.

Peran tim kesehatan sangat krusial. Apalagi, pengungsi di SDN IV Supiturang didominasi warga lansia yang rentan terserang penyakit selama masa pengungsian.

Berbagai penyakit mulai menyerang kesehatan warga selama tiga hari masa pengungsian. Mulai dari asma karena debu abu vulkanik yang masih bertebaran, flu disebabkan cuaca dingin di kawasan Semeru, hingga sakit nyeri perut.

Para pengungsi saling bersahut-sahutan menyampaikan keluhan kepada tim kesehatan malam itu. Ike dan rekan-rekannya pun selalu tanggap melayani satu persatu keluhan pengungsi.

“Ada beberapa yang batuk pilek, asma tapi enggak terlalu banyak. Batuk pilek, asma, ada yang nyeri perut. Tapi yang paling banyak itu tadi (batuk, pilek, asma),” ucap Ike.

Selama bertugas di SDN IV Supiturang, Ike menuturkan aktivitas warga pada pagi hingga sore biasanya kembali ke dusun mereka di Sumbersari dan Gumukmas untuk membawa barang-barang yang bisa diselamatkan.

“Untuk pengungsi sendiri kalau pagi itu kebanyakan pulang ke rumah masing-masing. Masih membawa barang-barang yang bisa diambil lah,” katanya.

Baru pada malam harinya, warga kembali ke pengungsian dan mulai menyampaikan keluhan. Di saat waktu istirahat, Ike dan kawan-kawannya pun harus tetap melayani warga.

Ketabahan tim kesehatan mulai diuji waktu memberi pengertian kepada warga saat bantuan tiba. Ike menuturkan, para pengungsi langsung meminta bantuan itu segera dibagi-bagi.

“Harus lebih sabar-sabar, soalnya mereka itu menganggapnya kalau bantuan tiba maunya itu langsung dibagi gitu-gitu,” ungkapnya.

Padahal ada prosedur dalam pembagian bantuan supaya merata kepada pengungsi. Ike menyebut masih ada warga yang tidak terdampak namun tetap meminta bantuan. Hal itu membuat bantuan sering kali tidak tepat sasaran dan tugas tim posko pengungsian adalah memberi pengertian.

“Prosedurnya tidak seperti itu kan, kalau seperti itu tidak merata. Sebagian (warga) yang tidak terdampak seperti di lingkungan sini itu beberapa kalau misalkan ada bantuan datang itu mereka ikut masuk. Tantangannya itu,” jelasnya.

Selama bertugas di posko SDN IV Supiturang, Ike memastikan belum ada pengungsi yang mengalami kondisi kesehatan kritis. Paling sering hanya pemeriksaan tensi dan permintaan obat-obatan tertentu.

“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada yang sampai butuh perawatan khusus,” tandasnya.(wld/bil/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Minggu, 23 November 2025
26o
Kurs