Rapat koordinasi yang diikuti oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia di salah satu hotel di Surabaya, Sabtu (22/11/2025), berlangsung lebih dari lima jam.
Pantauan suarasurabaya.net, Gus Yahya tiba di hotel sekira pukul 19.35 WIB, dan dilanjut makan bersama. Dia baru memasuki ruangan sekira pukul 20.00 WIB dan diperkirakan rapat dimulai pada waktu tersebut.
Rapat dengan agenda koordinasi anggota itu berlangsung tertutup dan dijaga ketat oleh puluhan personel banser.
Kemudian, rapat terpantau selesai dilaksanakan, Minggu (23/11/2025) dini hari sekira pukul 01.30 WIB dengan hasil kalau perwakilan PWNU yang datang saat itu, tidak menghendaki Gus Yahya mundur sebagai Ketua Umum PBNU.
Menurut Gus Yahya, perwakilan PWNU yang dulu telah memilih Gus Yahya dalam Muktamar ke-34, akan merasa kecewa jika kepemimpinan PBNU tidak dilaksanakan sampai tuntas.
“Pertama-tama mereka mengatakan tidak mau saya mundur. Mereka khawatir saya mundur. Karena mereka dulu memilih saya, mereka akan kecewa kalau saya mundur,” katanya, ditemui awak media setelah rapat koordinasi, Minggu (23/11/2025).
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga menegaskan kalau dia tidak akan mundur sebagai Ketua Umum PBNU dengan alasan apapun.
“Saya katakan, kalau saya tidak terbesit sama sekali (untuk mundur). Karena nggak ada alasan untuk itu,” tegasnya.
Selain itu, dalam rapat itu juga membahas tentang upaya konsolidasi yang akan dilakukan oleh perwakilan PWNU, setelah mendengarkan penjelasan penjelasan secara utuh dari Gus Yahya.
“Mereka ingin melakukan konsolidasi sendiri. Saya persilakan. Saya hanya menyampaikan penjelasan-penjelasan supaya pemahaman mereka utuh dan tidak hanya dituntun oleh rumor apalagi oleh fitnah-fitnah,” ungkapnya.
Adapun dalam rapat konsolidasi PWNU se-Indonesia yang digelar di Surabaya, ada beberapa perwakilan yang tidak hadir. Salah satunya adalah PWNU Jatim.
Sejak Sabtu pukul 19.00 WIB hingga Minggu dini hari, berdasar pantauan suarasurabaya.net, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin Ketua PWNU Jatim atau pengurus lainnya tidak tampak hadir dalam rapat koordinasi tersebut.
Diberitakan sebelumnya, dokumen risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang ditandatangani KH Miftachul Akhyar, meminta Gus Yahya supaya mundur dari jabatannya sebagai Ketua PBNU.
Rapat Harian Syuriyah tersebut digelar pada Kamis (20/11/2025) di Hotel Aston City Jakarta, yang diikuti 37 dari 53 orang pengurus harian Syuriyah PBNU.
Dalam dokumen risalah yang beredar itu, tertulis juga bahwa Gus Yahya diberikan waktu tiga hari untuk mundur dari jabatannya.
Selain itu, dari pertemuan itu, muncul sejumlah poin evaluasi terkait dinamika internal organisasi.
Salah satunya adalah pemanggilan narasumber yang diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan Zionisme Internasional, dalam program Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).
Langkah itu dinilai tidak sesuai dengan Maqashidul Qanun Asasi NU serta garis perjuangan PBNU dalam membela nilai-nilai kemanusiaan.
Setelah mempertimbangkan aspek-aspek itu, Syuriyah menyerahkan keputusan final kepada Rais Aam bersama dua Wakil Rais Aam lainnya.
Musyawarah kemudian menetapkan agar Gus Yahya supaya mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum PBNU. Bila dalam tiga hari tidak ada pernyataan resmi pengunduran diri, Syuriyah disebut akan mengambil langkah pemberhentian secara formal.(kir/iss)
NOW ON AIR SSFM 100
