Minggu, 23 November 2025

Pengunjung Padati Pemutaran Film Sejarah 360 Derajat di Museum 10 November

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Pemutaran Film pendek sejarah 360 derajad di Museum 10 November Surabaya Minggu, (23/11/2025). Foto: Dimas Tri Agung Pamungkas Mg suarasurabaya.net

Museum 10 November di Tugu Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Minggu (23/11/2025) pagi, dipenuhi pengunjung lantaran adanya pemutaran film pendek sejarah 360 derajat di langit-langit museum.

Pantauan suarasurabaya.net, ornamen visual cantik menampilkan peristiwa-peristiwa penting dimunculkan. Adegan ledakan, arsip kota tempo dulu, hingga gambar para tokoh pergerakan nasional terlihat jelas.

Proyeksi visual yang menyelimuti seluruh sisi ruangan membuat pengunjung seakan berada di tengah kejadian yang ditampilkan.

Pemutaran film pendek itu merupakan bagian dari pameran tahunan “Bajawara”, yang digelar pada 20–30 November 2025 sebagai bagian dari program cross musea.

Pameran tersebut mencoba menghadirkan pendekatan berbeda dalam menyampaikan sejarah, dengan memanfaatkan instalasi audio-visual imersif agar pengunjung dapat memahami konteks peristiwa melalui pengalaman yang lebih dekat dan menyeluruh.

Dinar Lyons, staf sekaligus edukator di Museum 10 November menjelaskan, Bajawara adalah pameran kolaborasi antara UPTD Museum dan Gedung Seni Budaya Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya dengan sejumlah museum nasional.

“Pameran ini kolaborasi lintas museum. Tahun ini kami gandeng Museum Naskah Proklamasi Jakarta, Museum Pers Nasional Surakarta, dan Museum Islam Nusantara KH Hasyim Asy’ari Jombang,” jelas Dinar kepada suarasurabaya.net.

Suasana pengunjung dari berbagai kalangan saat menyaksikan pemutaran film pendek bertema sejarah di Museum 10 November, Minggu (24/11/2025). Foto: Dimas Tri Agung Pamungkas Mg suarasurabaya.net

Nama Bajawara sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang berarti “proklamasi”, sejalan dengan tema besar pameran yang menampilkan rangkaian peristiwa sejarah sejak 17 Agustus 1945 hingga berdirinya Tugu Pahlawan.

Di area pemutaran film, pengunjung berdiri melingkar menghadap instalasi utama. Visual autentik bergerak halus di seluruh langit-langit, berpadu suara dramatis yang memenuhi ruangan membuat pengalaman terasa hidup.

“Kalau weekend biasanya langsung penuh 150 pengunjung dan diputarkan terus. Hari biasa kami undang sekolah datang bergelombang,” kata Dinar.

Menurutnya, trafik Museum 10 November memang tinggi, namun pameran ini membuat minat pengunjung meningkat lebih jauh.

Tujuan utama penyelenggaraan pameran adalah mengubah cara pandang generasi muda terhadap museum.

“Museum itu enggak selalu boring. Dengan konsep seperti ini, materi sejarah bisa tersampaikan dengan cara yang lebih unik,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, Dinar mengingatkan pameran Bajawara hanya berlangsung sampai 30 November 2025. Karenanya dia mengimbau pengunjung untuk datang sebelum pameran berakhir.

“Perlu dicatat, pamerannya cuma sampai tanggal 30 November 2025. Setelah itu selesai,” pungkasnya.

Arifatu Yhuwanda salah seorang pengunjung yang juga mahasiswa mengaku tidak menyangka pengalaman menonton film sejarah bisa terasa seimersif itu.

“Tadi ramai sekali di atas, terus sangat seru . Hologramnya bagus, estetik, dan Instagrammable. Penyampaian filmnya juga dapet banget, vibes-nya kerasa,” ungkapnya.

Dia datang ke museum bersama teman-temannya awalnya untuk menyelesaikan tugas kuliah, dan kebetulan bertepatan dengan dibukanya pameran Bajawara.

“Awalnya cuma buat ngerjain tugas kuliah, eh ternyata bagus. Kayaknya next aku bakal ke sini lagi sambil menyiapkan outfit yang pas biar sekalian foto-foto,” katanya.(mas/bil/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Minggu, 23 November 2025
32o
Kurs