Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberangkatkan Tim Relawan Bencana untuk membantu warga terdampak erupsi Gunung Semeru. Pemberangkatan dilakukan Rabu (26/11/2025) pagi dari Kampus B Unusa sebagai bentuk komitmen kemanusiaan dan kepedulian sosial kampus.
Ahmad Rusdiansyah Wakil Rektor I Unusa melepas langsung keberangkatan relawan dan berpesan agar tim menjaga empati serta kesehatan selama bertugas.
“Bekerjalah sebaik mungkin untuk membantu masyarakat. Kondisi di lapangan tidak mudah, tetapi semoga teman-teman relawan dapat memberi manfaat sebesar-besarnya bagi warga terdampak,” ujarnya.
Achmad Syafiuddin Ketua LPPM Unusa mengatakan, masa tanggap darurat Pemerintah Kabupaten Lumajang masih berlangsung beberapa hari ke depan. Karena itu, durasi tugas relawan menyesuaikan kebijakan pemerintah daerah.
“Pemerintah Lumajang memprediksi masa tanggap darurat sekitar 3–4 hari lagi. Jika diperpanjang, Unusa sudah menyiapkan kloter kedua yang siap diberangkatkan,” jelasnya.
Total 12 relawan dikirim, terdiri dari 10 mahasiswa dan 2 dosen pendamping. Mereka akan bertugas selama 3–4 hari memberikan layanan kesehatan, pendampingan gizi, serta dukungan bagi kelompok rentan di wilayah terdampak.
Mahasiswa yang terlibat berasal dari program studi S1 Kesehatan Masyarakat, S1 Gizi, S1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, S1 Keperawatan, serta anggota UKM Mahasiswa Siaga Bencana (Magana). UKM Magana selama ini telah mengikuti berbagai pelatihan BPBD Jawa Timur sehingga siap diterjunkan dalam kondisi darurat.
Rizki Amalia Dosen Unusa yang juga Manajer Program Unusa UNICEF menyebut keberangkatan relawan ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama antara Unusa dan UNICEF terkait Program Rencana Kontingensi.
“Dinas Kesehatan Lumajang meminta dukungan relawan dari Unusa. Permintaan ini sejalan dengan kerja sama rencana kontingensi Unusa–UNICEF di Lumajang, sehingga keberangkatan ini menjadi langkah konkret dari program tersebut,” tuturnya.
Selama bertugas, relawan Unusa akan fokus pada layanan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), pemeriksaan tumbuh kembang, serta penyusunan kebutuhan gizi lansia.
Mereka ditempatkan dalam radius 10 kilometer dari titik terdampak, wilayah yang hingga kini belum memiliki dapur PMBA maupun layanan kesehatan anak, sehingga kehadiran tim Unusa dinilai strategis. (ant/saf/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
