Kamis, 27 November 2025

Pemkot Surabaya Komitmen Batasi Paparan Konten Digital Berbahaya Bagi Pelajar

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat pengarahan ke siswa-siswi SMPN 19 Surabaya, Kamis (27/11/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya komitmen membatasi paparan konten digital berbahaya bagi pelajar, sebagai pertanda momentum Hari Anak Internasional.

Komitmen itu diresmikan melalui Deklarasi Anak Surabaya Digital Aman dan penandatanganan Tri Darma Digital secara serentak, Kamis (27/11/2025) melibatkan BNN, Densus, Kepolisian, Komnas Perlindungan Anak, NGO, dan berbagai pihak lain di SMPN 19 Surabaya.

Nantinya, fokus komitmen tersebut terletak pada pengawasan ketat penggunaan konten digital oleh anak-anak.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, alasan karena game daring tersebut dinyatakan berbahaya karena mengandung unsur kekerasan dan berdampak terhadap pembentukan mental generasi penerus kota.

Ancaman game digital yang dia maksud, mulai dari simulasi perampokan hingga konten yang secara halus memperkenalkan perilaku seperti penyalahgunaan zat terlarang dalam alur permainan, dapat mengontaminasi pola pikir anak.

“Permainan daring yang berbau kekerasan sangat berbahaya karena dapat mengontaminasi pola pikir dan membentuk karakter anak menuju hal-hal yang tidak baik. Game-game ini bahkan secara halus memperkenalkan perilaku berbahaya, dan ini tanpa disadari membenarkan tindakan negatif dalam pikiran anak,” terangnya.

Selain itu, fokus perlindungan ini tidak hanya menyasar pelajar SMP, tetapi juga SD.

“Orang tua tentu memiliki harapan besar terhadap prestasi anak. Namun, keseimbangan antara akademik dan interaksi sosial tetap penting agar anak dapat tumbuh dengan karakter dan mental yang kuat. Lingkungan yang baik dan suportif menjadi bagian penting dalam proses tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, Yusuf Masruh Kepala Dispendik Surabaya menambahkan Pemkot Surabaya ingin memastikan para pelajar SD dan SMP di Kota Pahlawan menggunakan media digital secara sehat dan bertanggung jawab.

Nantinya, lanjut Yusuf, Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPKS) akan dikuatkan perannya.

“Semakin banyak tim yang mengingatkan dan semakin banyak ruang bagi anak-anak untuk curhat, semakin baik. Tujuannya adalah memastikan anak-anak memiliki wadah yang tepat dan terfasilitasi sehingga mereka tidak salah memilih tempat untuk mencurahkan isi hati,” jelasnya.

Adapun kunci utama keberhasilan program ini, menurut Yusuf adalah sinergi antara sekolah dan orang tua. Sehingga orang tua harus mulai menetapkan waktu yang jelas untuk istirahat, belajar, dan berekspresi secara edukatif.

“Orang tua harus tahu jam pulang putra-putrinya dan membagi tugas dengan sekolah dalam pengawasan, termasuk pengaturan penggunaan sarana digital di rumah. Saat ini sudah banyak referensi game positif dan buku elektronik edukatif, dan inilah yang harus diarahkan kepada anak-anak,” tutupnya. (lta/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Kamis, 27 November 2025
29o
Kurs