Waspada kawan, sejumlah pemilik usaha persewaan (vendor) meja dan kursi di Kota Surabaya jadi korban penipuan dengan modus pengambilan barang menggunakan jasa angkut/pengiriman online Lalamove.
Modus penipuan itu, dilaporkan Winda salah satu korban kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (28/11/2025) pagi. Ratusan kursinya raib digelapkan oleh pelaku yang diduga memanfaatkan aplikasi jasa angkut/pengiriman online tersebut.
Adapun kronologi dugaan penipuan itu berawal saat Winda menerima pesanan ratusan kursi untuk dikirim ke wilayah Gresik pada, Kamis (20/11/2025) pekan lalu.
“Saya ini owner persewaan meja kursi. Nah, ini hari Kamis yang lalu saya dapat pesanan kursi 170. Dikirim ke Gresik ya hari Kamis. Nah, itu saya minta pembayaran sampai sore enggak ada pembayaran,” cerita Winda.
Karena posisi pengiriman sedang padat, ia kemudian tetap meminta krunya untuk mengirim barang dengan sistem drop-off ke gedung pernikahan di Jalan Kyai H. Zubair, Gresik sesuai arahan si pemesan. Setelah drop-off, kru pun balik ke gudang di daerah Kecamatan Asemrowo, Surabaya.
Namun, sekitar 30 menit sesudah barang didrop-off, muncul seorang pengemudi Lalamove yang mendatangi lokasi dan mengambil kursi-kursi tersebut dengan mengaku kepada penjaga gedung bahwa ia diperintah Winda.
Akan tetapi, karena kapasitas kendaraan terbatas, hanya 130 kursi yang bisa diangkut, sementara 40 sisanya ditinggal di lokasi.
“Ternyata ada Lalamove datang untuk ngambil kursi saya dan bilang ke penjaga gedung katanya atas perintah Bu Winda,” ungkap Winda.
Keesokan paginya, Winda kembali menagih pembayaran ke si pemesan tetapi hanya diberi alasan menunggu. Ia kemudian mengirim anak buah ke lokasi drop-off tersebut, dan menemukan bahwa 130 kursi tersebut masih belum dikembalikan.
Beruntung, penjaga gedung sempat memfoto proses pengambilan barang. Dari foto tersebut, kendaraan yang digunakan untuk mengambil kursi tersebut adalah pick-up abu-abu metalik Lalamove.
Winda pun kemudian langsung melaporkan dugaan penipuan ini ke kepolisian. Awalnya, ia melapor ke Polsek Asemrowo, namun karena lokasi kehilangan ada di Gresik, Winda diarahkan untuk membuat laporan di sana.
Akan tetapi, upaya penipuan yang dilakukan oleh terduga pelaku ternyata belum selesai. Pada malam yang sama, seorang pemilik vendor lain bernama Arif mendatangi gudangnya.
Kepada Winda, Arif mengaku diarahkan oleh pelaku mengambil 150 kursinya tersebut di gudang Winda. Ternyata, saat bertukar cerita, terungkap bahwa Arif juga menjadi korban dugaan penipuan oleh pelaku yang sama.
“Dia bilang, ‘Ketemu, Bu, punya saya 50’. Lah terus yang pembeli ini cerita ke saya, saya masih ditawari lagi nih 150 kursi. Barangnya di mana? Kabarnya barangnya itu ada di daerah GBT di gudang. Nah, itu gudang saya,” ungkap Winda.
Pelaku bahkan sempat menawarkan 150 kursi kepada pembeli lain dengan alamat berbeda, sehingga diduga ia menjual barang curian ke vendor lain.
Winda mengatakan pelaku selalu mengaku sebagai orang suruhan vendor agar penjaga gedung tidak curiga.
Selain itu, pelaku juga mengirimkan foto KTP berbeda-beda, tetapi menggunakan nomor telepon yang sama.
“Dia kirim KTP sih, tapi kayaknya bukan KTP dia ya. Soalnya yang dikirim ke Pak Arif juga dia ngirim KTP juga. Beda lagi. Tapi nomornya sama plek persis, Pak,” jelasnya.
Minta Vendor Agar Lebih Waspada
Atas kejadian ini, Winda mengaku masih bingung dengan kejadian tersebut. Tapi ia mengingatkan vendor lain agar lebih berhati-hati.
“Bingung juga ya, Mbak. Kita juga sudah hati-hati, sudah minta fotokopi KTP lah. Cuman mungkin ini mungkin ya, harus DP itu. Kalau enggak DP itu yang bahaya,” tegasnya.
Ia menyebut nilai barang cukup besar sehingga risikonya tinggi. “Satu kursi paling murah 250. Kursi 100 saja sudah 25 juta kan,” jelasnya.
Winda berharap terduga pelaku segera tertangkap dan tidak ada lagi vendor yang menjadi korban. “Saya prihatin, kasihan vendor lain yang ini nanti,” tutupnya. (bil/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
