Sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Barat dikepung bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga longsor. Akibatnya sebanyak 29.152 warga harus mengungsi, 22 orang meninggal dunia, dan 12 orang masih dalam pencarian.
Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii Kepala Basarnas mengatakan, sebanyak 10 kota/kabupaten di Provinsi Sumatera barat dilanda bencana banjir hingga longsor.
Dalam Operasi SAR di wilayah Sumatera ini, kekuatan personel yang dikerahkan sebanyak 496 orang yang terdiri dari anggota Basarnas, TNI/Polri, Pemda, relawan, potensi SAR.
“Total warga berhasil dievakuasi 29.152 jiwa, meninggal dunia 22 jiwa, dan dalam pencarian 12 jiwa,” ujar Syafii dalam keterangan yang diterima, Jumat (28/11/2025).
Syafii menyatakan, operasi penanganan bencana masih terus dilakukan dan tim SAR dihadapkan pada beberapa tantangan yang terus diantisipasi, antara lain curah hujan tinggi yang meningkatkan risiko banjir dan longsor susulan, kemudian tingginya
muka air dan arus deras pada sejumlah titik yang memperlambat mobilisasi tim.
“Tebalnya material longsor dan batu besar yang menutup akses utama, terutama jalur vital Tarutung. Keterbatasan akses alat berat ke lokasi terisolir. Keselamatan personel tetap menjadi prioritas dalam setiap pergerakan dan keputusan taktis,” ucapnya.
Untuk mengatasi sejumlah hambatan itu, Basarnas mulai melakukan koordinasi dengan BMKG untuk melakukan modifikasi cuaca terkait tingginya curah hujan.
Selanjutnya juga berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk mendukung pembersihan akses dari longsoran yang mengisolir beberapa titik jalan.
Terkait rencana operasi selanjutnya, Tim SAR Gabungan akan melakukan pergerakan ke dari Tanjung Pinang menuju Lhokseumawe dengan 30 personel, 12 perahu karet, dan 2 unit.
Selain itu Tim SAR juga melakukan penguatan udara dengan menggerakkan Helikopter HR-3604 ke Sumatera Barat, melakukan penyisiran permukiman terdampak banjir untuk evakuasi lanjutan, pencarian intensif terhadap warga yang masih hilang akibat longsor dan banjir.
Selanjutnya melakukan pembukaan jalur utama untuk mempercepat mobilitas tim SAR dan logistik dan pemanfaatan drone untuk pemantauan bila cuaca memungkinkan.
“Kendala terus diatasi melalui koordinasi lintas instansi dan penyesuaian strategi lapangan secara dinamis. Fokus penanganan diarahkan pada evakuasi, distribusi bantuan darurat, dan pemeriksaan lanjutan terhadap wilayah berpotensi longsor susulan. Seluruh langkah ini dirancang untuk mempercepat penanganan, memperluas jangkauan pencarian, dan memastikan seluruh masyarakat terdampak mendapatkan bantuan secepat dan seaman mungkin,” tandasnya.(wld)
NOW ON AIR SSFM 100
