Senin, 1 Desember 2025

IDAI: Anak-anak Korban Banjir di Sumatra Terpapar ISPA hingga Diare

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
dr. Asrawati ketua IDAI Cabang Sumbar saat menjadi pembicara dalam zoom meeting tanggap bencana, Senin (1/12/2025). Foto: Tangkapan layar

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan munculnya berbagai penyakit pada anak-anak yang terdampak banjir di sejumlah wilayah Sumatra. Minimnya akses air bersih membuat kasus ISPA, diare, hingga infeksi kulit meningkat di lokasi pengungsian.

Menurut dr. Asrawati Ketua IDAI Cabang Sumatra Barat, sejauh ini beberapa penyakit yang menyerang anak-anak terdampak banjir yakni infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga diare dan penyakit kulit.

“Yang baru teridentifikasi, infeksi saluran nafas ada 80 kasus, diare empat kasus, penyakit kulit enam kasus, yang lain belum, masih proses pendataan,” katanya pada Senin (1/12/2025).

Pihaknya memastikan, seluruh dokter anak yang saat ini terjun menangani pasien di kawasan pengungsian terdampak banjir, sedang berkerja keras untuk kesehatan masyarakat.

“Teman-teman juga terlibat dalam pelayanan di rumah sakit masing-masing,” ucapnya.

Sedangkan dr. Eka Airlangga Wakil Ketua IDAI Cabang Sumatra Utara mengatakan, penyakit yang disebabkan kurangnya air bersih mendominasi anak-anak terdampak banjir di Sumut hingga saat ini.

“Di sini kita berikan air bersih dan obat-obatan,” ucapnya.

Sementara itu, dr. Raihan Ketua IDAI Cabang Aceh menambahkan, pihaknya saat ini juga terus mengumpulkan data untuk memastikan jumlah anak-anak terdampak banjir yang sedang ditangani, termasuk jenis-jenis penyakitnya.

“Akses kita saat ini baru sampai ke Pidie Jaya, sementara tidak ada lonjakan kasus di rumah sakit, cuma masih dalam proses pengumpulan data,” ucapnya.

“Yang di Pidie Jaya ini ada ISPA, terus ada juga diare. Dan kita memamg antisipasi untuk penyakit infeksi seperti tetanus. Jadi untuk pendataan pastinya belum, tapi intinya kita sudah maping penyakit-penyakit saat banjir dan setelah banjir,” ujarnya.

IDAI menyatakan, sejauh ini kebutuhan tenaga medis untuk menangani kasus penyakit anak di kawasan terdampak banjir masih dalam kondisi cukup.

“Untuk saat ini belum membutuhkan (tambahan tenaga medis), kalau nanti membutuhkan kami punya teman-teman yang membantu, menjadi relawan. Jadi sekarang terkendali, dan bisa dicover,” pungkasnya. (ris/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 1 Desember 2025
31o
Kurs