Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Jawa Timur menyuarakan empat tuntutan kepada pemerintah terkait bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara.
“Di balik bencana yang disebut ‘alami’, tersimpan kenyataan bahwa negara gagal menjaga hutan, gagal melindungi rakyat, dan gagal mencegah tragedi yang terus berulang,” kata Muhammad Aqomaddin Koordinator Wilayah BEM SI Jatim, pada Sabtu (6/12/2025).
Empat tuntutan yang diusung BEM SI Jatim, yakni pertama meminta pemerintah untuk menghentikan pencitraan dan segera mengambil langkah nyata bagi penyelamatan serta pemulihan Sumatra.
Kedua, meminta pemerintah untuk meningkatkan respons cepat, koordinatif dan transparan dalam penanganan bencana.
Ketiga, mendesak pemerintah untuk melakukan audit lingkungan dan menindak tegas pihak yang menyebabkan deforestasi.
Serta keempat, meminta pemerintah untuk mengakhiri sikap arogan dan memastikan empati serta tanggung jawab kepada korban bencana.
BEM SI Jatim juga mengkritik pernyataan pemerintah yang menyebut bahwa bencana di Sumatra hanya ramai di media sosial. Menurutnya, kondisi di lapangan memang memang dan butuh penanganan serius.
“Teman-teman BEM SI yang ada di Aceh dan Sumatra mengatakan bahwa di sana parah, jadi berbanding terbalik dengan yang dikatakan pemerintah,” ucapnya.
BEM SI Jatim berharap, pemerintah benar-benar menangani masalah tersebut secara menyeluruh, termasuk mengatasi aktivitas pembalakan hutan yang diganti dengan pembukaan lahan sawit.
“Kami minta pembalakan hutan dihentikan, karena jangka panjangnya akan berdampak pada lingkungan tersebut,” tegasnya.
Seperti diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga saat ini mencatat, akibat bencana tersebut terdapat 860-an lebih korban meninggal dunia dan 500-an orang dinyatakan hilang. (ris/saf/faz)
NOW ON AIR SSFM 100
