Minggu, 7 Desember 2025

Serangan RSF di Sudan Tewaskan 114 Orang, Termasuk 46 Anak

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Anggota Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter Sudan berdiri di depan gerbang utama Divisi Infanteri Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) ke-22, di Babanusa, Sudan, pada tanggal 1 Desember 2025. Foto: Reuters

Jumlah korban tewas akibat serangan Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) di sebuah taman kanak-kanak dan beberapa lokasi lain di Negara Bagian Kordofan Selatan, Sudan, meningkat menjadi setidaknya 114 orang, termasuk 46 anak.

Melansir Al Jazeera, Minggu (7/12/2025, menurut Direktur Eksekutif Lokalitas Kalogi, 71 orang tewas dalam serangan awal pada, Kamis (4/12/2025), sebelum jumlah korban bertambah setelah laporan lanjutan masuk dari wilayah itu.

Jaringan Dokter Sudan (Sudan Doctors’ Network) mengatakan bahwa para paramedis yang menuju lokasi serangan justru ikut menjadi sasaran dalam serangan kedua yang tidak terduga.

Dua sumber militer dari Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) juga menuturkan kepada Al Jazeera bahwa RSF menyerang taman kanak-kanak pada Kamis, lalu kembali menargetkan warga yang berkumpul untuk memberikan bantuan.

Rumah sakit kota serta sebuah gedung pemerintah pun turut menjadi sasaran pengeboman.

Pemadaman komunikasi di wilayah tersebut membuat pendataan korban sulit dilakukan, sehingga ada kekhawatiran jumlah korban tewas bisa terus bertambah.

Sheldon Yett perwakilan UNICEF untuk Sudan, mengecam keras serangan itu. Ia mengatakan dalam pernyataan pada, Jumat (5/12/2025), bahwa “membunuh anak-anak di sekolah mereka adalah pelanggaran mengerikan terhadap hak-hak anak. Anak-anak tidak seharusnya menanggung harga dari sebuah konflik.”

Yett juga mendesak semua pihak untuk segera menghentikan serangan dan membuka akses bantuan kemanusiaan yang aman bagi warga yang membutuhkan.

Pada laporan awal Kamis, Sudan Doctors Network menyampaikan bahwa sedikitnya sembilan orang tewas, empat di antaranya anak dan dua perempuan dalam “serangan sengaja menggunakan drone bunuh diri” yang dilakukan RSF dan sekutunya, SPLM–North (al-Hilou), terhadap taman kanak-kanak dan fasilitas sipil lainnya.

Kelompok itu menegaskan “serangan ini merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan merupakan kelanjutan dari penargetan warga sipil dan infrastruktur vital.”

Adapun jumlah korban tewas meningkat karena minimnya akses bantuan medis ke lokasi serangan. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Minggu, 7 Desember 2025
27o
Kurs