Senin, 8 Desember 2025

DBL Indonesia Duduk Bersama Kemendikdasmen Bahas Pengembangan Student-Athlete

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Abdul Mu’ti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) dan Azrul Ananda CEO sekaligus Founder DBL Indonesia berbicara dalam Indonesia Sports Summit 2025 di Indonesia Arena. Foto: DBL Indonesia

Indonesia Sports Summit 2025 menghadirkan berbagai diskusi penting tentang pengembangan olahraga pelajar. Salah satu sesi yang mencuri perhatian membahas tema “Sports and Education, Building the Next Generations of Athletes” di Indonesia Arena, 6–7 Desember 2025.

Dalam sesi itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mempertemukan Abdul Mu’ti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) dengan Azrul Ananda CEO sekaligus Founder DBL Indonesia. Pertemuan itu dinilai sebagai momentum strategis untuk memperkuat ekosistem olahraga di sekolah.

Abdul Mu’ti menjelaskan, pendidikan dasar dan menengah memiliki dua domain keolahragaan. Pertama, olahraga kesehatan dan yang kedua olahraga prestasi. Keduanya kini didorong untuk dioptimalkan melalui berbagai pendekatan, termasuk kolaborasi lintas sektor.

“Terkait olahraga prestasi, kami menyiapkan kebijakan pengembangan talenta sejak dini melalui jalur sekolah dan luar sekolah. Pengembangan di luar sekolah tentu memerlukan keterlibatan swasta, termasuk DBL, yang selama 21 tahun konsisten membina student-athlete,” ujar Abdul Mu’ti.

Azrul Ananda menyambut positif kesempatan duduk bersama dua kementerian yang memiliki peran penting dalam olahraga pelajar.

“Selama ini kami banyak berdiskusi dengan Kemenpora, tapi baru melalui event ini DBL bisa berkolaborasi langsung dengan Kemendikdasmen. Ini menjadi momen penting bagi pengembangan olahraga pelajar di Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Azrul, DBL Indonesia telah memahami berbagai tantangan sekolah, khususnya sekolah negeri, dalam membina olahraga pelajar.

Kolaborasi itu diharapkan dapat memberikan pengakuan resmi bagi prestasi student-athlete di DBL, membuka peluang akses beasiswa di perguruan tinggi melalui sertifikat kompetisi yang diakui Pemerintah.

Kompetisi DBL sendiri telah berjalan selama 21 tahun, menjangkau 31 kota di Indonesia dari Aceh hingga Papua. Setiap tahun lebih dari 42 ribu pelajar dari lebih 1.000 sekolah mengikuti lebih dari 2.500 pertandingan.

DBL menekankan prinsip partisipasi, bukan semata prestasi. Sehingga, setiap pelajar dapat aktif bergerak dan memiliki fisik yang sehat.

Perkembangan DBL juga berdampak pada industri olahraga. Pertumbuhan klub baru dan kebutuhan akan pelatih basket meningkat, menciptakan jalur karier baru bagi mantan pemain profesional. Selain mendorong partisipasi pelajar, ekosistem itu turut menstimulasi pertumbuhan ekonomi di sektor olahraga.(saf/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 8 Desember 2025
25o
Kurs