
Bank Indonesia (BI) Surabaya membantu 7 pengusaha yang ada di Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) Mojokerto, menghadapi pemberlakukan AFTA (Asian Free Trade Area) 2015.
Bentuk bantuan yang diberikan, kata SONI WIBISONO Peneliti Ekonomi Utama BI Surabaya pada suarasurabaya.net, Jumat (02/11), yakni bantuan teknis di bidang laporan keuangan, produksi dan pemasaran. Tiga hal tersebut dinilai BI, belum maksimal dilaksanakan pengusaha di PPST yang mayoritas perusahaan keluarga.
Rata-rata perusahaan tidak memiliki neraca keuangan. Padahal kalau ingin mendapatkan akses pasar, bantuan modal dari bank, neraca keuangan harus bagus dan tertata rapi. Jika tidak, akan sulit mendapatkan modal dari bank apalagi bersaing dengan negara lain.
SONI menyatakan sistem pencatatan keuangan dan sistem pembukuan serta administrasi para pengusaha alas kaki di PPST tersebut masih menjadi ganjalan utama kerja sama yang diajukan oleh beberapa pihak. Sistemnya sangat konvensional. Ditargetkan sampai akhir 2007, pembenahan sistem pembukuan dan administrasi sudah selesai dilakukan.
Dari sisi produksi, BI ikut membenahi alat-alat produksi dan fasilitas duduk bagi pengrajin. Sementara dari permodalan, BI akan membukakan akses ke bank-bank tertentu.
Dari sisi pemasaran, PPST harus bisa belajar dari produk sepatu China. Menurut SONI, produk sepatu China sangat menguasai pasar. Kenapa produk mereka bisa murah ?
Dari hasil penelitian, ungkap SONI, ternyata sol sepatu tidak dibuat dari karet baru melainkan bahan daur ulang karet. “Mulai dari bekas kabel sampai produk berbahan karet yang sudah tidak terpakai diolah. Ini menyebabkan sepatu mereka bisa dijual sangat murah. PPST akan membeli mesin yang bisa mendaur ulang karet untuk sol sepatu,”tukasnya.
Dengan pembenahan tersebut, harap SONI, akan meningkatkan kepercayaan pihak luar saat memilih mereka jadi mitra bisnis. Kualitas dan kuantitas produk akan terpenuhi maksimal dan produk mereka bisa dipasarkan keluar.
Sampai saat ini, kata SONI, sudah ada beberapa pihak luar yang melakukan penjajakan ke PPST. Diantaranya, dari Carrefour Indonesia dan importir Brunai Darussalam. (tin)