
Hunian vertikal seperti apartemen mudah diterima masyarakat Indonesia sebagai alternatif tempat tinggal. Pergeseran budaya yang semula di landed house ke vertikal, bisa diterima masyarakat berkat perhitungan feng shui serta adanya ruangan khusus bagi pembantu.
Hal tersebut disampaikan NATALIA TANUDJAJA Marketing Manager Ciputra World terkait makin maraknya pembangunan apartemen di Surabaya, setelah berkembang pesat di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
Pada suarasurabaya.net, Kamis (04/10), NATALIA menjelaskan, saat awal apartemen dibangun di Indonesia, banyak konsumen mempertimbangkan ruangan yang bisa ditempati oleh pembantunya.
“Biasanya konsumen kalau tinggal di landed house, kamar pembantu pasti sudah disiapkan. Mereka mempertimbangkan hal tersebut jika tinggal di apartemen, apakah ada ruangan khusus juga bagi pembantu rumah tangga mereka. Sebagai pengembang, kebutuhan tersebut direspon dan ruangan di unit apartemen bisa ditata. Dampaknya, pergeseran budaya bisa masuk ke masyarakat kita,”paparnya.
NATALIA juga menjelaskan masalah feng shui. Ini juga menjadi pertimbangan bagi pengembang dalam menuangkan desain dan penataan ruang di unit apartemen. Setiap ruangan akan ditata jangan sampai bertentangan dengan ilmu feng shui.
Pergeseran budaya yang bisa diterima masyarakat Indonesia, ungkap NATALIA, akhirnya pasar apartemen terus membesar. Bahkan ini juga memicu terjadinya gaya hidup tersendiri dalam masyarakat Indonesia.
“Dulu landed house ada di kawasan pinggiran sebagai tempat tinggal, sekarang inginnya tempat tinggal dan tempat kerja berada di satu kawasan pusat kota. Permintaan tersebut bisa dipenuhi dalam hunian vertikal atau apartemen,”tukasnya.
Konsep dan desain hunian vertikal yang ditawarkan pengembang, kata NATALIA, juga beragam. Satu diantaranya, seperti Ciputra World Apartemen yang memiliki tower The Via and The Vue. Seluruh fasilitas dan sarana berada dalam satu bangunan tinggi dengan view lepas ke arah utara dan selatan.
Selama satu bulan ditawarkan, penjualan sudah terserap 40%. Dari 40% tersebut, 60% enduser dan sisanya investor. Mayoritas pembeli selain Surabaya juga dari Kalimantan dan Bali.
Pembeli umumnya berpikir jangka panjang. Punya bisnis di Surabaya dan anak-anak yang sekolah. Daripada bolak-balik, mereka investasi apartemen untuk ditempati. Dan mereka banyak memilih 2 dan 3 kamar.
Dari pembeli apartemen yang ditawarkan strata title, lebih banyak memilih 36 kali cicilan dengan bunga 0% secara in house. “Untuk unit 2 kamar harga yang ditawarkan mulai Rp 800 juta-Rp 900 juta sedangkan 3 kamar senilai Rp 1,2 milyar,”pungkas NATALIA. (tin)
Teks foto :
– Maket dari The Via and The Vue @ Ciputra World yang siap beroperasi 2010 berlokasi di Jl.Mayjen Sungkono
Foto : TITIN suarasurabaya.net