Jumat, 1 November 2024

Produksi Sarang Walet Turun Akibat Gangguan Kabut Asap

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Produksi usaha sarang walet warga di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan dan sekitarnya turun akibat pengaruh kabut asap melanda daerah itu beberapa bulan terakhir.

Selain produksinya turun juga kualitas dan bentuknya lebih kecil dari sebelumnya karena burung walet sulit mencari makan karena takut dengan kabut asap, kata salah seorang pengusaha sarang burung walet di Lubuklinggau Yansen, Minggu (1/11/2015).

Ia menjelaskan setiap kali panen biasanya mendapatkan sarang walet jenis mangkok sekitar 20-an kilogram, namun tiga bulan turun separuhnya bahkan banyak burung walet berpindah tempat.

Namun harga di pasaran cenderung naik. Untuk sarang jenis mangkok dibeli pedagang pengumpul Rp8 juta per kilogram dari sebelumnya antara Rp5-Rp7 juta per kilogram.

Harga jual sarang walet jenis sudut saat ini naik menjadi Rp6 juta dari sebelumnya Rp5 juta per kilogram, sedangkan permintaan cukup banyak.

Para pedagang pengumpul akan datang ke lokasi, bila akan panen namun pengusaha besar sarang walet biasanya langsung menjual ke Pulau jawa karena harganya lebih tinggi.

Harga sarang burung walet sejak dulu sangat berfluktuasi, namun dinilai cukup prospektif sehingga banyak warga yang menggeluti usaha tersebut.

Beberapa tahun lalu harga sarang burung walet mencapai belasan juta, khususnya yang kualitas baik seperti sarang walet bentuk mangkok.

Ia menambahkan sarang walet itu dipanen biasanya antara lima sampai enam bulan dan tergantung banyaknya walet, tetapi akhir-akhir ini jumlah walet yang bersarang di gudangnya maki berkurang .

“Mudah-mudahan cepat turun hujan agar usaha sarang burung walet kembali naik produksinya, akibat kabut asap itu tidak hanya berpengaruh bagi usaha sarang burung walet, tapi usaha lainnya juga turun,” ujar dia seperti dilansir Antara.

Perdian Humas Pemda Kota Lubuklinggau mengatakan usaha sarang burung walet di wilayah itu tumbuh menjamur, namun masalah perizinannya masih di pertanyakan.

“Kami memperkirakan banyak usaha sarang burung walet di wilayahnya tanpa izin sehingga masukan bagi daerah masih nihil, nanti instansi yang membawahi masalah perizinan itu akan mengevaluasi jumlah sarang walet di Lubuklinggau,” ujarnya. (ant/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
28o
Kurs