Jumat, 26 April 2024

Konsep Mal Dari Hanya Sekadar Lokasi Belanja Bergeser Menjadi Leisure

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Ilustrasi. Sebuah mal di Surabaya.

Bisnis ritel diperkirakan akan mulai membaik tahun 2018 mendatang tapi harus ada sistem yang berkeadilan dan ada banyak hal yang harus diperbaiki.

Imam Wijoyo Managing Director Educore Institute and Chairman IBMT mengatakan, ini karena saat ini sudal terjadi pergeseran konsep mal dari hanya sekadar lokasi belanja menjadi leisure.

“Mungkin mal harus mengatur lagi designnya. Pengelola mal harus bisa berpikir apa yang tidak bisa diberikan oleh mal online,” kata Imam pada Radio Suara Surabaya, Rabu (27/12/2017).

Imam mencontohkan, misalnya dengan memberi servis atau sentuhan manusia yang baik. Pengelola mal tidak hanya bisa mengandalkan human touch tapi harus juga membuka bisnis online.

“Untuk sebagian orang masih senang dengan belanja di mal offline karena mereka butuh sentuhan layanan manusia termasuk merasakan experience barang yang akan dibeli.

Di Surabaya, kata dia, ada dua mal yang masih sangat bagus jumlah pembelinya.

“Tapi saya lihat mal-mal lama ternyata memang sudah mulai menurun. Ini bisa dilihat dari lowongnya tempat parkir. Mereka terlambat untuk antisipasi perubahan termasuk pemilihan tenant-tenant apa saja yang bisa masuk. Ini bisa jadi indikasi ramai dan sepinya mal,” ujar dia. (dwi/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs