Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan mengatakan sinergi penguatan ekspor harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari tingkat hulu hingga hilir agar tercipta jaringan yang kuat dan penetrasi pasar.
“Ini membutuhkan upaya menyeluruh, tidak sekedar semangat, dan kegiatan sepotong-sepotong, apalagi menghadapi ekonomi global yang tidak menentu dan neraca perdagangan sepanjang 2018 juga terus mengalami defisit,” katanya saat melakukan kunjungan ke perkebunan kelapa sawit PT MedcoPapua Hijau Selaras di Manokwari, Papua Barat, Rabu (19/12/2018).
Namun, upaya ini dapat dilakukan melalui kerja sama yang erat antara pemerintah pusat dan daerah serta sektor swasta, terutama dalam mendorong pengembangan industri yang berbasis ekspor.
Salah satu contohnya adalah sinergi pengelolaan perkebunan sawit yang selama ini telah berkontribusi kepada sektor ekspor dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Kegiatan petani di sini bisa ikut menyelesaikan masalah ekonomi nasional melalui kegiatan inovatif, produktif dan kreatif. Kerja sama itu bisa terjadi kalau swasta yang ikut terlibat telah mempunyai pengalaman,” ujarnya, seperti dilansir Antara.
Selain itu, peran Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus didorong untuk berkontribusi dalam memperkuat daya tahan ekspor, tidak hanya melalui instrumen pembiayaan namun juga nonpembiayaan.
Dukungan nonpembiayaan itu dapat berupa pemberian jaminan fasilitas, bantuan teknis, jasa konsultasi maupun kebijakan atau deregulasi yang bisa mendorong percepatan kinerja ekspor.
Untuk diketahui, dalam kesempatan ini, Sri Mulyani menyaksikan acara penandatanganan kerja sama pembiayaan syariah antara Indonesia Eximbank/LPEI dan PT MedcoPapua Hijau Selaras. (ant/dim/rst)