Jumat, 26 April 2024

Dipicu Ketegangan Geopolitik Timur Tengah, Harga Minyak Dunia Naik

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Antara

Harga minyak dunia lebih tinggi pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah memberikan dukungan. Sementara keuntungan dibatasi oleh kekhawatiran atas surplus minyak mentah global.

Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, naik tipis 0,01 dolar AS menjadi menetap pada 60,21 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, seperti dilansir Antara.

Sementara itu, patokan global minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 0,20 dolar AS menjadi ditutup pada 66,72 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Kementerian Luar Negeri Iran mendesak Inggris untuk melepaskan tanker minyaknya yang disita Inggris di Selat Gibraltar pekan lalu, kantor berita resmi IRNA melaporkan pada Jumat (12/7/2019) lalu.

“Klaim Inggris atas kapal tanker minyak secara hukum tidak sah,” kata Abbas Mousavi juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran kepada IRNA.

Kamis lalu (11/7/2019), Marinir Kerajaan Inggris di Selat Gibraltar menangkap sebuah kapal Iran yang menuju Suriah karena dianggap melanggar sanksi Uni Eropa. Pejabat menteri luar negeri Spanyol mengatakan penyitaan Grace 1 atas permintaan Amerika Serikat (AS).

Mousavi mendesak Inggris untuk tidak memasuki apa yang disebutnya permainan berbahaya Amerika Serikat.

Harga minyak naik karena pelaku pasar khawatir bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dapat mengganggu aliran pengiriman minyak global.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan, dalam sebuah pernyataan pada Jumat (12/7/2019) bahwa pasar minyak menunjukkan surplus global 0,5 juta barel per hari (bph) pada kuartal kedua tahun ini dibandingkan ekspektasi sebelumnya defisit 0,5 juta barel per hari.

“Surplus ini menambah persediaan besar yang terlihat pada paruh kedua 2018 ketika produksi minyak melonjak begitu pertumbuhan permintaan mulai goyah,” kata IEA.

Sebuah laporan terpisah oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Kamis (11/7) juga menunjukkan tren kenaikan dalam produksi di luar grup, memperlihatkan surplus pasokan mungkin kembali meskipun ada pakta yang dipimpin OPEC untuk mengekang produksi. (ant/ang/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs