Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan bahwa tingkat inflasi di Kota Malang, Jawa Timur, pada April 2019 mencapai 0,44 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi kedua jika dibandingkan kota lain di wilayah Jawa Timur.
Sunaryo Kepala BPS Kota Malang mengatakan bahwa tingkat inflasi yang mencapai 0,44 persen tersebut didorong kenaikan pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,62 persen.
“Pada April 2019, Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,44 persen. Penyumbang terbesar adalah transportasi,” kata Sunaryo, dalam jumpa pers di Kota Malang, Kamis (2/5/2019).
Menurut Sunaryo, kelompok lain penyumbang inflasi di Kota Malang adalah kelompok bahan makanan yang mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen, kelompok kesehatan 0,04 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen.
Sementara itu kelompok pengeluaran yang tidak mengalami kenaikan adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.
Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami deflasi 0,05 persen, dan kelompok sandang deflasi 0,09 persen.
Tingkat inflasi tahun kalender Kota Malang tercatat sebesar 0,92 persen, dan inflasi year on year (yoy) sebesar 2,76 persen. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi tahun kalender Jawa Timur yang sebesar 0,74 persen, dan yoy sebesar 2,58 persen.
“Angka ini masih tergolong terkendali, karena masih di bawah tiga persen,” ujar Sunaryo.
Sementara itu, tingkat inflasi kota-kota lain yang dilakukan penghitungan berkisar mulai 0,15 persen hingga 0,45 persen. Jember mengalami inflasi paling tinggi mencapai 0,45 persen, diikuti Kota Malang, Surabaya 0,44 persen, dan Madiun 0,41 persen.
Kemudian, Sumenep mengalami inflasi 0,37 persen, Kediri 0,36 persen, Probolinggo 0,19 persen, dan Banyuwangi sebesar 0,15 persen.(ant/tin/rst)