Mahalnya harga tiket pesawat dometik saat ini tidak begitu berdampak pada okupansi hotel di Jawa Timur karena masih mengalami kenaikan. Ini disampaikan Dwi Cahyono Wakil Ketua PHRI Jawa Timur.
“Di Jatim memang bervariasi tiap wilayah. Surabaya, Batu, Malang tentu beda dengan kota-kota lainnya. Tapi prinsipnya, okupansi hotel dan restoran di Jatim masih mengalami kenaikan,” kata Dwi Cahyono pada Radio Suara Surabaya, Kamis (25/4/2019).
Kata Dwi Cahyono, ada yang memindahkan moda transportasi ke kereta api. Apalagi sekarang ini ada ketidakpastian seperti soal bagasi berbayar yang masih membuat orang bingung.
“Di hotel sudah berhitung, berapa banyak oleh-olehnya, travel patternnya jadi berubah. Kalau di hotel ada yang malamnya makan di luar hitungannya jadi tidak pasti. Karena itu tidak harus dikeluarkan dari daftar karena kalau tidak, kita pasti terdampak. Sekarang ini kan hasil dari promosi tahun-tahun kemarin. Cuma soal tiket dan bagasi pesawat yang membuatnya tidak pasti,” ujar dia.
Dwi Cahyono menegaskan, yang dibutuhkan PHRI adalah kepastian harga agar bisa melakukan ancang-ancang. Pihaknya juga menginginkan adanya sosialisasi karena untuk perhitungan harga.
“2-3 tahun ini kan kita digenjot promosi untuk mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya. Bisnis kita bisnis trust, mereka datang kok malah habis banyak ini bisa mengurangi trust wisatawan. Mestinya Menpar punya argumen kuat untuk peningkatan kunjungan,” pungkasnya. (dwi/ipg)