Kamis, 18 April 2024

SoftBank Berminat Investasi di Ibu Kota Negara Indonesia yang Baru

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden bersalaman dengan Masayoshi Son CEO Softbank, usai bertemu dan membicarakan rencana investasi, Jumat (10/1/2020), di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Biro Pers Setpres

SoftBank perusahaan raksasa telekomunikasi asal Jepang, berminat menanamkan investasi di Kalimantan Timur yang akan menjadi Ibu Kota Negara Indonesia.

Hal itu terungkap dalam pertemuan Joko Widodo Presiden dengan Delegasi SoftBank yang dipimpin oleh Masayoshi Son, Jumat (10/1/2020), di Istana Merdeka, Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi dan CEO SoftBank membicarakan potensi investasi dan sejumlah proyek pembangunan di Kalimantan Timur.

“Luas wilayah Jakarta sekitar 66 ribu hektare, kalau dibandingkan dengan ibu kota baru luas lahan yang disiapkan mencapai 256 ribu hektare,” ujar Jokowi kepada Masayoshi.

CEO SoftBank sendiri mengaku tertarik untuk berinvestasi dan bekerja sama dalam pembangunan di ibu kota baru. Secara khusus, Masayoshi mengatakan tertarik dengan konsep kota pintar dan kota hijau yang diusung dalam pembangunan ibu kota baru tersebut.

“Ibu kota baru memiliki peluang-peluang investasi yang saya kira bisa kita diskusikan ide potensialnya,” ucapnya.

Pada pertemuan sebelumnya, Juli 2019, SoftBank juga berkomitmen mengucurkan investasi bagi pengembangan perusahaan rintisan di Indonesia, serta membangun ekosistem industri seperti kendaraan listrik.

Selepas menerima delegasi SoftBank, Presiden Joko Widodo juga menerima kunjungan delegasi US International Development Finance Corporation (DFC). Kepala Negara bersama dengan delegasi yang dipimpin oleh CEO Adam S. Boehler juga membicarakan peluang investasi di Indonesia.

Presiden menjelaskan, pada masa pemerintahannya periode kedua, Indonesia masih akan melanjutkan pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah. Pemerintah Indonesia juga membuka peluang investasi dan kerja sama seluas-luasnya.

“Pemerintah Indonesia terus membuat kebijakan untuk mendukung dan menciptakan iklim investasi yang ramah melalui undang-undang omnibus investasi sehingga Indonesia dapat mempersempit kesenjangan infrastruktur dan menjadi sangat kompetitif di era global,” kata Presiden dalam pertemuan itu.

Dalam keterangannya, CEO DFC menjelaskan lembaga pendanaan independen tersebut berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mendukung Indonesia dalam berbagai sektor seperti teknologi, infrastruktur, energi, dan kesehatan.

“Kami berkeinginan untuk mendukung Indonesia dalam berbagai sektor, memberikan teknologi berkualitas tinggi dan berkelanjutan di bidang energi, infrastruktur, dan kesehatan,” katanya.

Sementara itu, Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi yang turut mendampingi Presiden dalam pertemuan itu mengungkapkan, DFC akan membuka kantor perwakilan di Indonesia untuk mempercepat proses kerja sama tersebut.

Selain itu, terdapat sejumlah proyek yang akan segera didiskusikan.

“Sudah ada beberapa proyek yang akan segera dilihat dan didiskusikan detail seperti jalan tol di Jawa dan Sumatera, mungkin turis (pariwisata), investasi perikanan di Natuna, dan hydropower di Kalimantan Utara,” paparnya.(rid/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 18 April 2024
29o
Kurs