Kamis, 9 Mei 2024

Meskipun Reshuffle, Ekonom Menyebut Pemulihan Ekonomi Tetap di Tangan Menkes

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Dradjad Hari Wibowo Ekonom Senior INDEF. Foto: dok/Faiz suarasurabaya.net

Dradjad Hari Wibowo Ekonom Senior INDEF mengatakan, soal berpengaruh tidaknya reshuffle terhadap pemulihan ekonomi itu sangat tergantung kepada apakah Indonesia di tahun 2021 dapat mengatasi pandemi Covid-19 dengan efektif.

Dradjad sebenarnya sudah menyuarakan sejak Maret 2020 lalu soal mengatasi pandemi Covid-19 berdasarkan bukti-bukti empiris, di mana daerah yang cepat mengatasi pandemi, maka ekonominya akan cepat pulih.

“Dan ini sudah saya suarakan sejak Maret 2020 berdasarkan bukti-bukti empiris dari pandemi flu pada tahun 1918 itu terbukti bahwa daerah-daerah yang cepat mengatasi pandemi, maka ekonominya rebound, pulih atau membalik dengan lebih cepat pula,” ujar Dradjad kepada suarasurabaya.net, Kamis (24/12/2020).

“Jadi dari Maret 2020 sudah saya katakan, kuncinya adalah bagaimana kita mengatasi pandemi ini ketika belum ditemukan vaksin atau obat yang efektif maka perlu diterapkan public health measures ( langkah-langkah kesehatan publik) itu bagaimana kita menerapkan disiplin secara terukur sehingga mencegah infeksi (transmisi) dari Covid itu,” imbuhnya.

Menurut Dradjad, selama satu negara atau daerah tidak bisa menekan transmisi dari pandemi dan kemudian tidak bisa mengatasi pandeminya, maka jangan diharapkan ekonominya akan pulih.

Argumen ini sekarang juga sudah terbukti dengan yang terjadi di Vietnam dan Taiwan. Kalau Vietnam itu negaranya tidak demokratis, sedangkan Taiwan demokratis.

Tapi keduanya sama berhasil menerapkan langkah-langkah kesehatan yang ketat dan disiplin sehingga pandeminya dapat ditekan dengan rendah, bahkan angka hariannya bisa sepuluh, kadang hanya satu. Memang sempat meledak sedikit, tapi angkanya sangat rendah.

“Hasilnya, ekonomi di Vietnam di tahun 2020 tumbuh positif di kuartal satu, dua dan tiga. Diperkirakan secara total di 2020 akan tumbuh positif,” jelasnya.

Demikian juga, kata dia, di Taiwan ekonominya sempat negatif tetapi kemudian cepat sekali rebound karena bisa menekan jumlah kasus Covid-19.

Maka, menurut Dradjad, kunci dari reshuffle ini adalah apakah pemerintah bisa mengatasi pandemi dalam waktu yang lebih cepat dan bisa menekan lonjakan kasus. Selama lonjakan kasusnya tinggi maka akan susah.

“Kita lihat sekarang, Taiwan menolak hasil tes Covid yang dibawa para TKI karena mereka tidak percaya, itu jelas ada efek ekonominya karena kita tahu para TKI itu sumber devisa. Intinya ada ketidakpercayaan negara-negara di luar terhadap Indonesia baik terkait test maupun jumlah kasusnya. Inilah yang akan bermasalah tidak hanya pandemi tetapi juga pemulihan ekonominya,” tegasnya.

“Apakah anggota-anggota kabinetnya akan bisa? Ya sangat tergantung. Saya termasuk orang yang tidak mempermasalahkan ditempatkannya Budi Gunadi Sadikin seorang sarjana teknik nuklir ITB sebagai Menkes, buat saya itu hal biasa seperti yang terjadi di negara barat,” kata dia.

Justru kuncinya, menurut Dradjad, apakah Budi Gunadi nanti akan bisa menjamin sehingga Indonesia betul-betul bisa mendapatkan vaksin yang efikasinya (kemampuan) tinggi atau bagus, syukur-syukur di atas 90 persen atau 95 persen seperti Pfizer atau Moderna dan bisa menjamin vaksin itu bisa merata ke masyarakat.

“Jadi kalau ada vaksin Insya Allah kehidupan masyarakat akan lebih normal dan roda ekonomi akan berputar lebih normal,” ujar Dradjad.

Dradjad melihat penempatan Budi Gunadi dengan latar belakang sebagai banker yang profesional, dan prestasinya waktu memimpin bank Mandiri juga bagus, dan dia juga punya akses ke sumber-sumber keuangan korporasi di dunia, diharapkan bisa mengatasi pandemi ini.

“Jadi ya saya berharap Budi Gunadi bisa menjamin pembiayaan vaksinasi di Indonesia karena biaya vaksinasi itu mahal sekali apalagi vaksin Covid. Dan kita tidak boleh tergantung dengan satu vaksin saja seperti Sinovac. Kemudian juga bagaimana Budi Gunadi bisa memperbaiki BPJS Kesehatan untuk mengatasi defisitnya,” jelas Dradjad.

Jadi, kata Dradjad, kunci pemulihan ekonominya nanti uniknya ada di tangan Menkes dan uniknya lagi Menkes baru ini berlatar belakang banker yang memang dikenal prestasinya bagus.(faz/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Kurs
Exit mobile version