Jumat, 26 April 2024

Pandemi, Pembangunan Tol Probowangi Mundur Jadi Akhir 2020

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Jalan tol Pasuruan-Probolinggo. Foto: Kementerian PUPR

Pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) seksi 1 yang ditargetkan dimulai proses kontruksinya bulan Juli 2020 ini, molor. Pengerjaan konstruksi akan dilakukan di akhir 2020 karena proses pembebasan lahan terganggu pandemi.

“Untuk Probolinggo sendiri kami sudah menyiapkan kontraktor jalan tol. Tapi tanah yang dilakukan pembebasan mengalami keterlambatan karena Covid-19. Mungkin akhir tahun ini baru bisa mengerjakan yang tol Probolinggo,” kata Hari Pratama Direktur Utama Jasa Marga Probolinggo-Banyuwangi kepada Radio Suara Surabaya dalam program Persprektif Bisnis, Jumat (17/7/2020).

Menurutnya, dalam proses pembebasan lahan lebih banyak mengumpulkan pemilik lahan dan masyarakat untuk musyawarah pemberian ganti rugi hingga pembayaran. Namun karena adanya protokol kesehatan untuk meminimalisir kegiatan yang melibatkan banyak orang, proses pembebasan lahan menjadi terhambat.

Dia mengatakan, soal ganti rugi lahan tidak ada hambatan dari pemilik lahan.

“Mereka menerima, masyarakat malah menunggu kapan bisa dilakukan pembayarannya, ya karena pandemi ini tim pembebasan lahan tidak bisa leluasa seperti sebelumnya,” kata Hari.

Ia mengatakan, hingga saat ini, total lahan yang sudah dibebaskan baru 48 hektar dari total 250 hektar atau sekitar 19 persen. Hal ini membuat pihak Jasa Marga terpaksa mengerjakan dahulu lahan yang sudah tersedia untuk pengerjaan Tol Probowangi yang ditergetkan tuntas pada 2025 mendatang.

“Target akhir tetap 2025 selesai. Karea itu, maka pembangunan yang dilakukan bertahap, jadi tidak menunggu tanah selesai 100% . Jadi kami melakukan pembangunan di tanah yang sudah selesai,” lanjut Hari.

Tentang jalur dan rute tol sepanjang 172 KM ini kata Hari tidak banyak mengalami perubahan. Meski begitu dia mengaku, pembangunan Tol Probowangi ini ada tantang tersendiri.

“Untuk pembangunan Tol Probolinggo, kami harus melewati Paiton dimana disitu ada PLTU. Sehingga kami harus melakukan penggalian tanah sedalam 25 meter, yang mana tanah tersebut berbatu.  Sehingga, perlu ada cara khusus untuk mempermudah penggalian, salah satunya dengan peledakan,” terangnya.

“Di lokasi yang dekat dengan PLTU Paiton, kita harus menggali tanah cukup dalam 25 meter dan hasil penyelidikan tanahnya berbatu tidak bisa dilakukan secara konvensional. Kita sudah koordinasi dengan PLN, PLTU, yang memungkinkan adanya peledakan, tapi perlu kita hitung agar tidak mengganggu Paiton,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kresnayana Yahya Enciety Business Consult mengatakan, pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi ini akan mendukung pembangunan ekonomi di kawasan timur Jatim.

Apalagi saat ini, lanjut Kresna, Banyuwangi menjadi salah satu daerah di Jatim dengan daya tarik yang besar di dunia pariwisata. Terbukti dengan didukungnya Banyuwangi International Airport yang semakin memperbesar potensi ekonomi wisata Banyuwangi semakin berkembang.

“Mulai 10 tahun dari sekarang, aktivitas di timur Jatim akan semakin tinggi. Mungkin ke depan akan ada pelabuhan-pelabuhan laut yang aktif dan kemungkinan besar menunjang pariwisata Jatim,” imbuh Kresna.

Sementara Hari Pratama Direktur Utama Jasa Marga Probolinggo-Banyuwangi  (Probowangi) optimis, pembangunan tol koridor timur ini akan membangkitkan ekonomi.

“Saya berterimakasih pada pimpinan daerah Probolinggo, Situbondo dan Banyuwangi yang suppoort dalam pembangunan tol ini. Alangkah baiknya nanti ada bangkitan-bangkitan ekonomi setempat, apalagi tol Situbondo nanti juga akan melewati pemandangan pantai yang indah,” pungkasnya.

 

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs