Selasa, 30 April 2024

Protokol New Normal Pakuwon Group, dari Bilik UV sampai Lalu Lintas di Mal

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Sutandi Purnomosidi Direktur Marketing Pakuwon Group sebelum pandemi Covid-19. Foto: dok. suarasurabaya.net

Sutandi Purnomosidi Direktur Marketing Pakuwon Group memastikan kesiapan mal yang dikelola perusahaan properti itu dalam menghadapi tatanan normal baru (new normal) Covid-19.

Dalam waktu dekat ini Pakuwon akan menguji coba penerapan protokol yang akan diterapkan di era new normal. Dari pembatasan pengunjung sampai pengaturan lalu lintas pengunjung.

“Pada saat masuk ke mal, pengunjung harus melewati suatu bilik sanitasi. Sekarang masih semprot. Nanti kami ganti dengan UV (ultraviolet). Jadi tidak perlu khawatir kena semprot,” ujarnya di Radio Suara Surabaya, Rabu (27/5/2020).

Bilik UV itu, kata Sutandi, sedang dipersiapkan bersamaan dengan peningkatan fasilitas lain di pintu masuk seperti tempat cuci tangan dan pengetesan suhu tubuh pengunjung.

Tidak hanya menggunakan thermal gun, Pakuwon berencana meningkatkan pengecekan suhu tubuh pengunjung ini dengan mesin thermal scanner seperti yang diterapkan di bandara.

Thermal scanner seperti di Airport. Jadi tidak perlu lagi pakai thermal gun. Sudah ada alarmnya. Kalau nanti ada yang terdeteksi 38 derajat celcius, alarmnya akan bunyi otomatis,” katanya.

Alat thermal scanner itu akan dibarengi dengan penyiapan petugas-petugas yang bersiaga melakukan langkah-langkah spesifik terhadap pengunjung yang terdeteksi bersuhu tubuh di atas normal.

Penerapan protokol demikian, Sutandi memastikan, tidak hanya berlaku bagi pengunjung, tetapi untuk semua pelaku bisnis di dalam mal termasuk karyawan mal dan karyawan toko (tenant).

Pakuwon sendiri juga sudah menerapkan skema pembatasan di dalam toko. Tidak hanya 50 persen pengunjung, ada skema khusus yang perlu diterapkan oleh setiap tenant.

“Kalau social distancing atau physical distancing itu orang bilang jaga jarak satu meter, kami sudah dua meter. Artinya, satu orang kami anggap radiusnya empat meter persegi,” ujarnya.

Dengan patokan itu, untuk sebuah tenant dengan luasan toko 100 meter persegi, hanya boleh ada 25 orang tamu/pengunjung di dalam, sisanya harus antre di luar dengan jarak 1 meter.

“Jadi ketika ada lima tamu keluar, lima tamu baru dibolehkan masuk. Demikian seterusnya,” kata pria yang juga Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan (APPBI) Jatim itu.

Tidak hanya itu, Sutandi mengatakan, dalam waktu dekat ini Pakuwon akan menguji coba penerapan pengaturan lalu lintas pengunjung di Tunjungan Plaza dengan skema satu arah.

“Itu masukan yang sangat bagus dari Pak Pangdam. Kenapa di dalam mal tidak dibikin satu arah? One way. Jadi traffic mal nanti akan satu arah, dan pengunjung tidak saling berpapasan,” ujarnya.

One way ini akan kami trial di Tunjungan Plaza, kami akan siapkan mulai besok. Kami siapkan perangkatnya: tanda panah di lantai. Tapi kembali lagi, ini harus diikuti secara tertib oleh pengunjung.”

Sutandi memastikan, dengan adanya penerapan satu arah ini pengunjung akan tetap bisa ke toko manapun yang mereka inginkan tetapi harus berputar. Tidak bisa langsung balik arah.

“Jadi enggak bisa kalau kelewatan terus balik, jangan. Harus muter. Tentunya ini akan memberi kesan psikologis lebih aman dan nyaman karena yang harus dibentuk adalah trust. Kepercayaan dari pengunjung bahwa mal itu aman. Mal itu secure. Bahwa kami siap menghadapi era baru ini,” ujarnya.

Selain penerapan physical distancing di dalam toko dan pengaturan lalu lintas pengunjung, Pakuwon Group juga akan menerapkan pembatasan keseluruhan pengunjung sejak dari area parkir.

“Kapasitas parkir kami itu sudah computerized. Kalau parkir sudah mencapai 50 persen dari kapasitas, kami akan setop, kami akan tutup. Kalau nanti keluar 10 mobil kami masukkan 10 mobil,” katanya.

Pembatasan pengunjung di dalam mal, sebagaimana aturan yang akan diterapkan oleh pemerintah untuk protokol new normal, akan terpenuhi sejak dari area parkir pusat perbelanjaan milik Pakuwon.

“Karena ini semua computerized, kami bisa dengan mudah mengendalikan. Tetapi biar bagaimana, penjagaan di dalam toko, protokol di dalam toko itu penting. Karena ada beberapa toko yang lebih ramai dari lainnya. Nah, meskipun ramai tetap harus dikontrol. Berapa banyak yang boleh masuk, berapa banyak yang harus menunggu,” ujarnya.(den/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Kurs
Exit mobile version