Jumat, 29 Maret 2024

Bank Mandiri Tidak Akan Mengonversi Diri Sepenuhnya Jadi Bank Digital

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Istimewa

PT Bank Mandiri Tbk punya strategi layanan digital untuk seluruh kebutuhan nasabah retail tanpa harus mengonversi diri jadi bank digital (neobank) seperti yang dilakukan bank nasional lainnya.

Bank Mandiri meyakini modal besarnya yang tidak dimiliki perbankan lainnya adalah ekosistem perbankan yang sudah mapan dan dipercaya berbagai pihak.

Sebagai salah satu bank dengan basis pelanggan wholesale terbesar, Bank Mandiri juga akan mengajak nasabah korporasi untuk memanfaatkan potensi beragam layanan digital yang terus berkembang.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Peraturan OJK (POJK) No. 12/POJK.03/2021, bank digital pada dasarnya sama dengan bank umum.

POJK terbaru ini mempertegas pengertian bank digital yang marak saat ini sebagai bank yang melakukan digitalisasi produk dan layanan (incumbent), atau pun melalui pendirian bank baru yang berstatus full digital banking.

OJK tidak mendikotomikan antara bank yang telah memiliki layanan digital, bank digital hasil transformasi bank incumbent, ataupun bank digital yang terbentuk melalui pendirian bank baru (full digital bank).

Darmawan Junaidi Direktur Utama Bank Mandiri dalam paparan publik belum lama ini menyatakan, perseroan akan lebih fokus memacu inovasi digital untuk meningkatkan akses nasabah kepada layanan dan produk perbankan.

Dalam waktu dekat, Livin’ by Mandiri akan terus ditingkatkan dan disempurnakan fitur-fiturnya untuk menjadi sebuah super app yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan transaksi finansial nasabah ritel terutama dari Mandiri Group.

Langkah dan rencana besar Bank Mandiri itu dia harapkan mendorong salah satu bank negara ini menjadi beyond digital banking, salah satunya terwujud melalui aplikasi super (super app) Livin’ by Mandiri.

Melalui super app ini, nasabah punya banyak opsi untuk melakukan semua transaksi secara digital melalui satu aplikasi. Super app Bank Mandiri ini rencananya akan diluncurkan dalam beberapa bulan ke depan.

“Tahun ini, kita sudah memperkenalkan digital platform untuk retail banking kami dengan brand Livin’ by Mandiri, dan kita akan terus mengembangkan produk-produk dan layanan yang terintegrasi digital,” ujar Ahmad Siddik Badruddin Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri Tbk.

Menurutnya, melalui pengembangan produk dan layanan yang terintegrasi di dalam super app ini, Livin’ by Mandiri akan menjadi satu layanan digital bank yang terintegrasi, di mana nasabah-nasabah Bank Mandiri bisa mengakses semua produk jasa keuangan retail banking.

Saat ini, Bank Mandiri juga telah mengembangkan layanan dan produk perbankan terbaik melalui Mandiri Digital untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah retail dan korporasi.

Untuk nasabah retail meliputi layanan buka rekening online, aplikasi Livin’ by Mandiri, kartu prabayar Mandiri e-Money, serta layanan informasi berbasis kecerdasan buatan atau Mandiri Intelligent Assistant (MITA) terintegrasi pada akun resmi WhatsApp Bank Mandiri (+628118414000).

Sedangkan untuk nasabah korporasi, meliputi Mandiri Cash Management (MCM), Mandiri Internet Bisnis (MIB), Mandiri Global Trade, Mandiri Financial Supply Chain Management (FSCM) dan Mandiri Application Programming Interface (API).

“Dalam group kami, misalnya ada perusahaan asuransi, ada Mandiri Sekuritas untuk yang ingin jual-beli saham, kemudian yang ingin membeli Reksadana melalui Mandiri Manajemen Investasi, dan lain-lain. Semua layanan itu ke depannya akan diintegrasikan melalui super app Livin’ by Mandiri, termasuk juga nanti mengenai private banking, credit card business, dan yang lain, sehingga di super app kami dapat melakukan belanja, pembayaran, investasi, dan yang lain,” tambah Ahmad Siddik.(den)

Thomas Wahyudi SVP Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri mengatakan, dia juga menyambut baik inisiatif baru Bank Indonesia dalam melakukan pilot project QRIS lintas negara dengan penerapan Standarisasi Open Application Programming Interfaces (SNAP).

Menurutnya, hal itu berpotensi meningkatkan transaksi digital melalui aplikasi Livin’ di bidang ekonomi dan pariwisata. Dengan SNAP, wisatawan Indonesia di luar negeri atau wisatawan mancanegara di Indonesia akan semakin mudah menggunakan uang elektronik yang diterbitkan di negara yang dikunjunginya.

Dampak positif digitalisasi yang all-out dari Bank Mandiri terbukti ampuh mendorong perseroan menjadi lebih agile dalam mengatasi dampak negatif pandemi Covid-19 sejak awal Maret tahun 2020 lalu.

Berdasarkan data kinerja semester I-2021, penggunaan aplikasi Livin’ by Mandiri meningkat pesat mencapai 7,8 juta nasabah dengan nilai transaksi finansial sebesar Rp728,9 triliun. Ini berarti terjadi pertumbuhan 59 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Untuk meningkatkan layanan keuangan digital, khususnya kepada nasabah korporasi, Bank Mandiri sebentar lagi akan meluncurkan platform digital yang mengintegrasikan seluruh solusi bagi ekosistem bisnis nasabah korporasi ke dalam sebuah Wholesale Digital Super Platform.

Layanan Wholesale Digital Super Platform ini akan menjadi layanan digital transaction berbasis portal web, API, maupun partnership bagi nasabah UMKM, UKM, dan korporasi, yang mencakup seluruh ekosistem bisnis perusahaan baik dari sisi cash management, value chain, trade, maupun solusi spesifik pada sektor-sektor tertentu.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs