Kamis, 25 April 2024
#TerusUsaha

Pentingnya Peningkatan Keterampilan Digital bagi Lansia Agar Semua Bisa Terus Usaha

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Nurul Alifah, lansia pemilik toko kelontong modern “Toko SRC Tiara 46” di Kota Surabaya sekaligus Mitra Merchant GrabMart. Foto: Grab

Digitalisasi menjadi hal yang tak bisa dihindari, apalagi di tengah pandemi. Semua orang termasuk UMKM dituntut untuk masuk dalam digitalisasi. Namun, masih banyak kesenjangan keterampilan dan pengetahuan digital, khususnya bagi kalangan lansia. Jika mereka tidak dibina dengan keterampilan yang memadai, pastinya mereka tidak akan bisa bersaing dan tertinggal jauh di tengah ekonomi digital ini.

Faktanya, menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), pada 2018 jumlah lansia mencapai 24,48 juta jiwa di Indonesia.

Untuk menjawab hal ini, Grab, aplikasi serba bisa terkemuka di Asia Tenggara, kembali mengadakan program pelatihan dan pendampingan “#TerusUsaha Akselerator” Batch 2 bagi ratusan UMKM di Indonesia, khususnya kelompok terpinggirkan seperti lansia, orang dengan disabilitas dan mantan narapidana di Jawa Timur.

Ratusan UMKM terpilih mengikuti pembinaan intensif selama dua bulan bersama para pakar, agar dapat meningkatkan kompetensi dan bisa beradaptasi dalam dunia digital.

Ridzki Kramadibrata President of Grab Indonesia menjelaskan, setelah sukses menggelar pelatihan perdana pada Juli 2020, pada tahun 2021 Grab berkomitmen untuk menjangkau lebih banyak kalangan UMKM termasuk para lansia, penyandang disabilitas, serta mantan narapidana. Sejalan dengan misi GrabForGood, Grab terus berkomitmen untuk membantu digitalisasi usaha dengan menyediakan platform inklusif dan juga pelatihan keterampilan digital yang memadai, agar siapa saja bisa menikmati manfaat dari ekonomi digital, serta semua orang bisa memulai usaha dan mandiri melalui teknologi Grab.

Melalui program ini, Grab menyeleksi ratusan UMKM dan memberikan rangkaian sesi pelatihan dan peningkatan keterampilan kepada UMKM terpilih yang terbagi menjadi tiga fase.

Fase 1 – Edukasi yang mencakup berbagai ruang lingkup bisnis: Sesi pelatihan dan pembelajaran intensif untuk para UMKM yang dibawakan oleh para pakarnya, yang fokus pada beberapa topik seperti strategi pemulihan ekonomi, pemasaran, literasi keuangan, serta branding dan public relations. Para UMKM juga mendapatkan bekal tentang sosialisasi BPOM serta pelatihan terkait pemahaman sertifikasi halal.

Fase 2 – Sosialisasi platform digital: Di dalam sesi ini, para peserta terpilih diberikan pendampingan dalam memanfaatkan teknologi digital GrabExpress, GrabFood, GrabMart, dan GrabKios sesuai lini bisnis mereka. Selama sesi ini, peserta juga diberi pembelajaran dalam membuat strategi pemasaran dan berjualan yang menarik dan efektif agar dapat bersaing di platform digital.

Fase 3 – Business coaching: Di dalam sesi ini peserta diberi kesempatan untuk berkonsultasi terkait strategi bisnis, produk, strategi pemasaran dengan para mentor. Selama sesi ini perkembangan peserta akan dipantau jika peserta membutuhkan bantuan tambahan. Tiap sesi difasilitasi praktisi yang ahli dan berpengalaman di bidangnya.

Turut bergabung menjadi mentor dalam program ini adalah Prof. Soekoso selaku Pejabat Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, Marko S. Hermawan selaku Kepala bidang Bisnis Internasional di Binus Internasional, Rex Marindo selaku CEO Foodizz, dan juga mentor-mentor lainnya dari praktisi pemasaran, brand dan public relations.

Program Grab #TerusUsaha Akselerator Batch 1 yang diadakan Juli 2020 lalu, telah melatih puluhan UMKM terpilih dari puluhan kota di Indonesia. Program ini juga menjadi bagian dari inisiatif #TerusUsaha yang diluncurkan pada Juni 2020 lalu untuk mendigitalisasikan lebih banyak UMKM di Indonesia.

Selama masa pandemi, ratusan ribu UMKM bergabung kedalam platform Grab dan telah menghadirkan puluhan inisiatif dan program bagi UMKM yang bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah.

Dua UMKM Lansia di Jawa Timur yang Melek Teknologi

Nurul Alifah, usia 52 tahun, sebenarnya merupakan juragan kost sejak tahun 2000. Penghasilannya menyewakan kamar kost sebenarnya sudah cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Namun, Bu Nurul tidak bisa hanya diam menunggu hasilnya. Pada 2015, Bu Nurul menyulap bagian bawah rumahnya untuk digunakan sebagai toko kelontong modern. Langkah ini dilakukan untuk mengisi waktu luangnya di masa tua. Toko dengan nama Toko SRC Tiara 46 terletak di Jalan Padmosusastro, Surabaya.

Sayangnya usahanya terdampak oleh pandemi. Kamar kost yang biasanya penuh tersewa, kini sepi karena banyak penghuni yang kembali ke rumahnya. Beruntung masih ada usaha warung yang ia digitalisasi di tengah pandemi untuk mencari rezeki.

“Pada Juni 2020 saya bergabung menjadi mitra merchant GrabMart karena saya berpikir digitalisasi akan membantu saya menjangkau lebih banyak pelanggan dan bisa menjual lebih banyak barang. Sejak bisa berjualan secara online, saya tetap bisa membantu suami memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan anak-anak. Selain itu, saya juga bisa merenovasi toko menjadi lebih besar,” jelasnya.

Bu Nurul mengaku sangat terbantu dengan fitur dalam aplikasi GrabMerchant yang mudah digunakan. Ia pun bisa langsung membeli persediaan barang-barang yang habis di tokonya melalui aplikasi GrabMerchant

Rudy Santoso, usia 50 tahun, lansia pemilik usaha kuliner “Jus Jumbo” di Stadion Gajayana sekaligus Mitra Merchant GrabFood. Foto: Grab

Selain GrabMart, fitur GrabFood juga telah membantu digitalisasi UMKM kuliner. Satu di antaranya Rudy Santoso, usia 50 tahun, pemilik usaha Jus Jumbo Stadion Gajayana. Rudy mendaftar menjadi Mitra Merchant GrabFood Malang karena melihat banyak penjual makanan yang beralih ke sistem penjualan online. Pria yang pernah ikut program transmigrasi ke Kalimantan ini mengaku mengoperasikan aplikasi Grab sangat mudah, bahkan bagi orang seusianya. “Penjualan saya naik drastis. Saya bisa menghabiskan 200 kilogram buah dari penjualan online,” ujar Rudy.

Bahkan saat pandemi, meskipun konsumen yang membeli di tempat sedikit, banyak yang membeli jus lewat aplikasi Grab. “Saat ini saya banyak bergantung dari aplikasi Grab. Hasilnya, saya masih bisa membayar cicilan rumah dan menyekolahkan ketiga anak saya. Saya juga jadi bisa bermanfaat bagi orang lain, karena mempekerjakan dua orang sebagai karyawan,” kata pria yang memulai usahanya sejak tahun 1993 ini.

Ridzki mengatakan di tengah pademi, digitalisasi menjadi kebutuhan yang sangat mendesak, teknologi dan digitalisasi menjadi solusi yang dapat digunakan untuk semua masyarakat dan semua usia. GrabMart dan GrabFood merupakan fitur aplikasi all in one, GrabMerchant.

Tujuan aplikasi satu pintu yang terintegrasi ini memudahkan siapa saja, termasuk orang yang sudah lanjut usia agar bisa membuka usaha toko kelontong atau kuliner digital dengan cepat bersama Grab. Beberapa keuntungan yang terdapat dalam Aplikasi GrabMerchant, yaitu:

  1. Bergabung dengan Grab sebagai mitra merchant, melalui pendaftaran secara instan;
  2. Bikin iklan sendiri, melalui fitur marketing yang dilengkapi dengan perangkat Pengaturan Iklan;
  3. Beli bahan-bahan pokok berkualitas dengan harga grosir;
  4. Bisnis terintegrasi dengan keamanan ekstra melalui tiga profil pengguna bagi pemilik dan karyawan, termasuk: Profil Pemilik, Pengelola Toko, dan Kasir.

“Sejalan dengan misi GrabForGood dalam mendukung dan memastikan masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaat dan ekonomi digital. Kesempatan selalu ada bagi mereka yang mau #TerusUsaha,” tutupnya.

Mulai digitalisasi bisnis Anda di www.grabforgood.id.(iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs