Senin, 29 April 2024

Resep Happy dari Si Perempuan Mandiri, Susi Pudjiastuti

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Susi Pudjiastuti mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI era Joko Widodo Presiden kabinet kerja 2014-2019. Foto: susipudjiastuti115

Hantaman pandemi Covid-19 diakui oleh Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan di era Joko Widodo Presiden RI kabinet kerja tahun 2014-2019, sangat berat. Bahkan lini bisnisnya pun ada yang ikut terhenti.

Satu-satunya yang bertahan yaitu Susi Air. Itu pun jalannya, menurut Susi, megap-megap.

“Ya emang satu-satunya yang jalan ya Susi Air walaupun megap-megap. Kalau Susi Air sekarang tidur tapi waspada,” kata Susi dalam program The Journey di Radio Suara Surabaya, Jumat (24/9/2021).

Dalam usahanya mempertahankan bisnis, sejumlah langkah dilakukan Susi. Seperti penghematan, efisiensi, restrukturisasi hingga downsizing. Dia pun juga jadi lebih berhati-hati dalam mengelola investasi dan saat akan melakukan ekspansi bisnis. Bahkan pengeluaran pribadinya ikut diketatkan. “Kalau kita tidak mau care nanti pada saatnya kita bangkit tidak punya tenaga lagi,” katanya.

Namun di balik ini semua, Susi optimis suatu saat pandemi pasti berakhir.

“Saya yakin pandemi tidak selamanya. Kita harus smart, wise dan tabah untuk bertahan sampai saatnya bangkit kembali,” tegasnya.

Susi mengakui, dirinya adalah seseorang yang menjunjung tinggi kemandirian dan kebebasan. Saat memulai bisnisnya pun, dia hanya berniat bagaimanapun caranya berdagang agar bisa mandiri.

“Saya (zodiak) Carpicorn. Saya sangat rasional. Saya menghargai dan menganggap kebebasan itu first step untuk mandiri dan happy,” ujarnya.

Walaupun dia tidak memungkiri dalam kehidupan sosial, ada norma yang mengikat. Namun dalam hidup, menurut Susi, selama itu untuk kebahagiaan diri sendiri tidak mengapa.

Dia mencontohkan saat dia ditantang oleh sebuah stasiun televisi swasta untuk menjadi pembawa acara program Susi Cek Ombak.

“Saya suka diving. Karena merasa tertantang and you try itu and wow bisa kan,” jelas Susi.

Susi mengaku dirinya adalah seorang pekerja keras dan merencanakan bagaimana hidupnya berjalan.

“Kalau buat saya, saya harus kerja, mau beli apa, jadi apa, untuk apa saya harus planning. Saya orang yang berpikir 10 years ahead minimum, karena hari ini pasti lewat 24 jam, terus mau apa? Tomorrow is tomorrow, you can’t make any plans. Kalau plan ya harus ten years ahead,” kata wanita yang namanya masuk ke dalam daftar 100 perempuan paling berpengaruh di dunia versi BBC tahun 2017 ini.

Kepada generasi muda, Susi berpesan agar merencanakan hidup sebaik mungkin.

“Saya pesan kepada semua you have to organize, managing your life, your plan. Dream juga harus ditata, kalau dream tidak ditata nanti kerjaannya cuma berkhayal saja. Bekerja untuk mewujudkannya, kalau tidak kerja keras ya susah,” paparnya.

Ketika ditanya arti pandemi menurut Susi, dia dengan tegas menjawab keluarga adalah segalanya. Keluarga, menurut Susi mengajarkan bahwa ujung-ujungnya tempat kita kembali adalah keluarga.

“Kalau untuk saya (pandemi) mengajarkan nilai keluarga yang luar biasa. Kita menghargai bahwa at the end of the day kalau kita dulu senang punya properti di mana-mana ujungnya juga buat apa karena kita gak bisa ke sana. Punya apartemen di sana sini, but the end of the day you just have one place and be with your family, and then you have peace of mind,” pungkasnya.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
27o
Kurs