Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya menyiapkan sejumlah langkah antisipasi jika terjadi lonjakan harga bahan pokok menjelang momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Risdiana Kusumawati Kepala Bidang Distribusi Perdagangan, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya menyampaikan bahwa berdasarkan pantauan rutin, baru kedelai yang mengalami kenaikan cukup signifikan, Rp1.000 per Selasa (15/11/2022).
“Sekarang yang agak naik kedelai, dari Rp13.000 ke Rp14.000, itu sudah lumayan,” kata Risdiana, Rabu (16/11/2022).
Sementara bahan pokok lain seperti ayam dan telur yang diprediksi mengalami kenaikan setiap peringatan hari besar tertentu, termasuk Nataru, masih terbilang stabil.
“Kalau harga pokok yang lain, ayam, telur, gantian naik. Tapi dalam kisaran wajar tidak sampai Rp1.000. Naik turunnya juga cepat banget 1-2 hari. Beras aman, bahkan setiap kali operasi pasar dengan beras premium, di bawah harga rata-rata antusiasme masyarakat masih belum ada yang borongan, normal pembelian 1 orang 5 kilogram. Minyak dioperasi pasar masih jual di bawah harga eceran pasaran Rp14.000 per liter, di operasi pasar Rp12.500,” jelasnya.
Meski Risdiana tidak menampik pasti terjadi kenaikan harga bahan pokok menjelang Nataru, tetapi hal tersebut sudah diantisipasi.
Selain menggelar operasi pasar rutin juga monitoring harga, Risdiana memastikan sudah berkoordinasi dengan distributor-distributor kabupaten mau pun kota lain di Jawa Timur.
“Kalau antisipasi kenaikan harga, kita memang selalu sudah mulai memetakan setiap kali ada pergerakan harga naik sedikit sudah kerja sama. Kemarin dengan Blitar ayam dan telur, kemarin lusa Nganjuk ayam dan telur. Sidoarjo, Gresik sudah kita upayakan kerja sama jadi kalau sampai ada kenaikan harga bisa segera antisipasi,” tambahnya.
Risdiana meminta masyarakat tidak panik dan menjamin ketersediaan bahan pokok aman dengan harga terjangkau.
“Untuk masyarakat tidak usah panik, kita berusaha jaga stok, jaga ketersediaan bahan-bahan pokok. Tidak usah borong malah semakin membuat ketakutan di masyarakat. Memberi sewajarnya saja,” pungkasnya.(lta/rum/ipg)