Sabtu, 27 April 2024

Harga BBM Naik, Akademisi Unesa Minta Pemerintah Kerek Daya Beli Masyarakat

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Rumah Padat Karya Viaduct by Gubeng, Senin (11/7/2022). Foto: Dokumen suarasurabaya.net

Moch Mubarok Muharam, akademisi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengatakan, salah satu persoalan yang dihadapi masyarakat saat terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) adalah kemampuan daya beli yang masih rendah. Artinya, kemampuan ekonomi masyarakat belum bisa menopang kebutuhan pokok yang setiap tahun mengalami perubahan harga.

Dia menjelaskan, bahwa dalam kasus ini Pemerintah Kota Surabaya memiliki peran dan tanggung jawab untuk menaikkan kemampuan daya beli masyarakatnya.

“Salah satu caranya adalah menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin, tapi harus low skill. Agar mereka mudah menjalankannya dan bisa terakomodasi,” kata Mubarok saat dikonfirmasi, Minggu (11/9/2022).

Menurutnya, Pemkot Surabaya sudah menerapkan hal tersebut yaitu melalui Rumah Padat Karya yang memperkejakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Namun upaya itu dinilai harus memiliki progres dan target yang lebih jelas.

Dia menyarankan, progres pembukaan lapangan pekerjaan itu juga harus seiring dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) secara komperehensif yang dilakukan Pemkot. Misalnya peningkatan kemampuan berwirausaha dan skill keterampilan kerja.

“Saat ini Rumah Padat Karya yang dibuka Pemkot masih belum maksimal. Realitanya warga masih rentan terhadap kenaikan harga, artinya ekonomi masih belum kuat,” ungkapnya.

Sedangkan untuk peningkatan SDM, menurut Mubarok adalah opsi bagi masyarakat apabila sewaktu-waktu kehilangan pekerjaan, mereka bisa menjadi wiraswasta dengan bekal dan kemampuan yang mereka miliki.

Selain itu, Dosen Ilmu Politik itu tidak menampik apabila bantuan langsung tunai (BLT) masih dibutuhkan masyarakat di tengah naiknya harga kebutuhan pokok.

Namun Mubarok lebih merekomendasikan Pemkot Surabaya untuk membuat fokus strategi dalam meningkatkan kemampuan daya beli warganya.

“Minimal di setiap tahun ada kemajuan dari Pemkot secara terukur untuk meningkatkan kesejahteraan warga, tidak secara abstrak,” ungkapnya.

Sementara itu, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyampaikan bahwa dalam mengatasi kenaikan BBM ini, tidak hanya bisa diatasi dengan memberikan bantuan sosial saja.

“Kita juga harus merubah mindset, bahwa yang harus dibantu adalah daya beli masyarakat,” kata Eri di Balai Kota Surabaya, Kamis (9/8/2022).

Menurut Wali Kota Surabaya, justru kenaikan pendapatan itulah yang bisa membantu masyarakat agar tidak terbebani saat sewaktu-waktu ada kenaikan harga.(wld/gat/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
26o
Kurs