Selasa, 23 April 2024

Harga Minyak Turun Lagi, OPEC Pangkas Perkiraan Permintaan Dunia

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi - Minyak mentah Brent untuk pengiriman November 2021 bertambah 0,68 dolar AS menjadi menetap pada 79,74 dolar per barel di London ICE Futures Exchange. Foto: Antara

Harga minyak dilaporkan merosot selama tiga hari berturut-turut setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada 2022 dan 2023. Selain itu, penguatan dolar dan ekspetasi suku bunga lebih lanjut oleh bank-bank sentral utama.

Dilansir dari  Antara, Kamis (13/10/2022) pagi WIB, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terpangkas 2,08 dolar AS atau 2,3 persen, menjadi menetap di 87,27 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan 1,84 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi ditutup di 92,45 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

OPEC menurunkan prediksinya untuk pertumbuhan permintaan minyak global dalam laporan bulanan yang diantisipasi dengan hati-hati yang dikeluarkan Rabu (12/10/2022), mengutip prospek ekonomi dunia yang semakin tidak pasti, kembalinya langkah-langkah pengendalian Covid-19 China dan inflasi yang tinggi.

Berdasarkan laporan yang ditunjukkan, OPEC memprediksi permintaan minyak tumbuh sebesar 2,64 juta barel per hari di tahun ini dan turun 460.000 barel per hari dari proyeksi September. Pertumbuhan yang terjadi pada 2023 juga direvisi turun.

“Ekonomi dunia telah memasuki masa ketidakpastian yang meningkat dan tantangan yang meningkat,” ujar OPEC dalam laporan bulanannya.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF), pada Selasa (11/10/2022) lalu, menurunkan prediksi pertumbuhan global untuk 2023 dan memperingatkan peningkatan risiko resesi global.

Pasar minyak juga berada di bawah tekanan dari dolar yang menguat terhadap mata uang berimbal hasil rendah seperti yen. Komitmen Federal Reserve (Fed) untuk terus menaikkan suku bunga untuk membendung inflasi yang tinggi telah mendorong imbal hasil lebih tinggi, membuat mata uang AS lebih  menarik bagi investor asing.

Pedagang menunggu data laporan status minyak  yang akan diinformasikan Badan Informasi Energi AS pada Kamis waktu setempat. Analisis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan pasokan minyak mentah AS akan menunjukkan kenaikan 2,2 juta barel selama pekan yang berakhir 7 Oktober 2022. (ant/tik/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 23 April 2024
27o
Kurs