Sabtu, 18 Mei 2024

Kebanjiran Order, UMKM Sepatu Eks Lokalisasi Dolly Mulai Kesulitan Bahan Baku

Laporan oleh Retha Yuniar
Bagikan
Kegiatan produksi sandal di KUB Mampu Jaya eks Wisma Barbara gang Dolly, Surabaya Selasa (21/6/2022) Foto: Retha Yuniar suarasurabaya.net

Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya rumah kreatif produksi alas kaki, yang menempati bekas Wisma Barbara di Gang Dolly, Surabaya mulai kembali menggeliat pascapandemi. Tingginya permintaan produksi sayangnya tak sesuai dengan ketersediaan bahan baku.

“Kemarin pandemi agak sepi mungkin. Sekarang Alhamdulillah sudah ribuan,” kata Atik Tri Ningsi Ketua KUB Mampu Jaya waktu ditemui suarasurabaya.net, Selasa (21/6/2022).

Di awal Bulan Juni 2022, KUB Maju Jaya kebanjiran pesanan dari beberapa hotel. Hotel Zoom memesan 2.500 pasang, Sinarmas juga 2.500 pasang, belum lagi Hotel Ibis, Hotel Horizontal dan Omah Lumbung yang masing masing memesan 1.000 pasang sandal/slipper. Jumlah ini terpampang di papan ruang jahit.

“Sekarang justru bahan baku yang agak susah. Kita biasanya kerjasama dengan supllier mulai dari Kramat Gantung, Wedoro, sampai Krian,” ujarnya.

Selain kelangkaan, bahan baku juga mengalami kenaikan harga.

“Sudah mulai naik ya. Kira-kira ada kalau sekitar 10 persen dari harga sebelumnya,” kata Ibu dari 3 orang anak ini.

Hampir semua proses produksi dilakukan di KUB Mampu Jaya, kecuali proses pemotongan.

“Sementara ini, kita beli lembaran lalu kita plong-kan di Wedoro. Kita masih belum ada mesin plong. Apalagi kami-kami ini kan paling banyak perempuan, sedangkan plong butuh tenaga yang besar,” imbuh dia.

Dari total 18 pegawai, pegawai laki-lakinya hanya ada Mulyono warga Arjuno dan Tarno warga Rangkah. Sisanya merupakan kaum ibu.

Tak hanya sandal hotel, KUB Mampu Jaya yang saat ini sudah mempekerjakan 18 pegawai ini juga ikut membantu produksi front upper sendal pabrikan.

“Seharinya kami membuat 200 pasang front upper sandal pabrik. Nanti finishing akan dilakukan di pabrik,” ujar Mulyono pria berusia 38 tahun yang menjadi Wakil Koordinator Produksi KUB Mampu Jaya.

Mulyono menyebut, sepasang front upper dibeli seharga Rp12.000 – Rp13.000.

Kendala dalam proses produksi, menurut Mulyono ada dari sisi sumber daya manusia (SDM). Tidak mudah melatih pekerja untuk bisa menghasilkan pekerjaan yang rapi.

“Kalau pabrikan jahitannya harus rapi. Harus betul-betul lurus,” ujarnya.

Formasi pegawai yang ada merupakan SDM terampil yang telah terseleksi. Tidak semua dari mereka memiliki dasar kemampuan menjahit atau mengelem sandal.

Pelatihan awal yang hanya berlangsung selama dua minggu, sebetulnya dirasa belum cukup, tapi mereka terus belajar menyempurnakan hasil pekerjaan sembari memenuhi target produksi.

“Sekarang sudah mulai terampil semua,” imbuh dia.

Salah satunya Maya, pekerja KUB Mampu Jaya yang bertugas mengelem front upper sandal, dirinya sudah mulai bisa mengejar target harian.

Saat disapa, meski kurang begitu jelas, Maya menjawab riang sekenanya. Maya merupakan penyandang tuna rungu. Dia bermukim di kawasan gang belakang bekas Wisma Barbara. (tha/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya
Kurs
Exit mobile version