Sabtu, 20 April 2024

Kemenkeu Memperkirakan Inflasi Naik 4 Persen pada Tahun 2023

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Sri Mulyani (kiri) Menteri Keuangan didampingi Suahasil Nazara Wamenkeu (kanan) mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI di Kompleks Parlemen Senayan. Foto: Dok/Antara

Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) menyebut terdapat kemungkinan inflasi akan naik ke level empat persen pada tahun 2023.

“Tidak apa-apa, tetapi harus dijaga supaya tidak menjadi terlalu tinggi dan kemudian malah menjadi bumerang bagi pertumbuhan ekonomi kita,” tegas Suahasil dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus) 2022 di Jakarta, Kamis (21/4/2022) dikutip Antara.

Adapun pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi ditargetkan berada di antara 5,3 persen sampai 5,9 persen.

Wamenkeu menjelaskan, pemulihan ekonomi di Indonesia saat ini terus berlanjut, namun masih terdapat dampak luka atau scarring effect dari pandemi Covid-19, yang menyebabkan dunia usaha masih membutuhkan waktu untuk menyiapkan kapasitas produksi kembali seperti sebelum pandemi.

Scaring effect ini menyebabkan peningkatan inflasi yang harus ditangani, agar kenaikan harga tidak menjadi terlalu tinggi dan pemulihan ekonomi tidak terhambat.

“Di tengah-tengah apa yang sedang kita waspadai dalam pemulihan ekonomi tersebut, tiba-tiba terjadi geopolitik Rusia dan Ukraina,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Suahasil menyebutkan harga berbagai komoditas global pun naik luar biasa seperti gas alam, batu bara, minyak mentah, hingga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang memiliki dampak ke dalam negeri.

Kenaikan harga CPO dunia pun meningkatkan harga minyak goreng di Indonesia, sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menjadi shock absorber (peredam kejut).

Selain di Indonesia, lanjut Wamenkeu membeberkan, inflasi juga sudah meningkat bahkan lebih tinggi di Eropa, Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris.

“Meski inflasi di Indonesia sudah meningkat dibandingkan dengan tahun 2020, kami bersyukur selama beberapa bulan terakhir indikator pembangunan kita masih sesuai jalur seperti indeks belanja, PMI manufaktur, pertumbuhan konsumsi listrik, dan lain-lain,” tutur Suahasil. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
29o
Kurs