Jumat, 26 April 2024

Kenaikan Harga BBM Sumbang Peningkatan Angka Inflasi yang Signifikan di Kota Surabaya

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Agus Budi Santoso Kepala BPS Kota Surabaya menunjukkan surat tugas, name tag, dan tas hitam yang dibawa petugas pendataan awal regsosek, Selasa (18/10/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perolehan inflasi di Kota Surabaya pada bulan September 2022 naik signifikan dibanding beberapa bulan sebelumnya.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya, angka inflasi bulan September sebesar 1,52 persen. Padahal biasanya tidak pernah mencapai angka 1 persen, seperti inflasi di bulan Juni sebesar 0,46 persen, kemudian Juli 0,58 persen, dan Agustus 0,26 persen.

Dari ratusan komoditas penyumbang inflasi, Bahan Bakar Minyak (BBM) memberikan sumbangsih tertinggi dalam angka inflasi Surabaya di bulan September 2022.

“Ini bisa disadari sumbangan terbesar karena kebijakan pemerintah sudah menaikkan BBM. Terutama BBM dan solar yang bersentuhan dengan masyarakat langsung. Komoditas yang dihitung untuk menentukan inflasi ada ratusan, yang punya pengaruh tertinggi BBM baru komoditas lain,” kata Agus Budi Santoso Kepala BPS Kota Surabaya, Selasa (18/10/2022).

Besaran itu juga berdampak terhadap ranking Kota Surabaya yang biasanya berada di posisi dua atau tiga besar inflasi tertinggi se Jawa Timur. September menjadi yang paling tinggi.

“Biasanya nol koma, deflasi dan inflasi. Tapi khusus September di atas satu. Biasanya Surabaya selalu di kisaran tiga besar Jatim artinya tidak pernah nomor 1. Khusus September jadi terbesar di 8 kota IHK (Indeks Harga Konsumen) di Jatim,” paparnya.

Agus menjelaskan, kenaikan angka inflasi ini tidak hanya terjadi di Kota Surabaya, namun juga di tingkat Jawa Timur maupun nasional.

“Level nasional September mencatat sebesar 1,17 persen. Jatim 1,41 persen, Surabaya 1,52 persen,” papar Agus.

Namun menurut Agus, upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk menekan besaran angka inflasi cukup berhasil. Terutama untuk kelompok bahan makanan. Operasi pasar yang digelar rutin untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok yang merangkak naik juga berperan tidak membuat angka inflasi lebih besar lagi.

“Upaya Pemkot luar biasa untuk meredam inflasi di Surabaya. Dari 10 kelompok penyumbang inflasi atau deflasi. Itu di areaa bahan makanan lebih banyak diintervensi Pemkot. Misal operasi pasar. Dari sisi kebutuhan bahan makan tahun ini pun kondisinya deflasi. Seandainya komponen makanan yang diintervensi tidak menunjukkan hasil, mungkin angka jauh lebih tinggi dibanding sekarang,” beber Agus.(lta/dfn)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs