Minggu, 28 April 2024

Kemenperin Targetkan Kontribusi Industri buat PDB Tembus 19,2 Persen Tahun 2025

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Agus Gumiwang Kartasasmita Menteri Perindustrian Republik Indonesia (tengah), saat menghadiri Rakornas SDM Industri 2023 , di Surabaya , Rabu (26/7/2023). Foto: Dovan magang suarasurabaya.net

Agus Gumiwang Kartasasmita Menteri Perindustrian (Menperin) RI menargetkan, kontribusi industri terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 19,2 persen, dan pertumbuhan sektor pengelolaan nonmigas 6,4 persen pada tahun 2025.

Hal tersebut dia ungkapkan seiring dengan adanya target Indonesia menjadi negara industri tangguh pada tahun 2035.

“Industri tangguh bercirikan struktur industri nasional yang kuat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi. Sasaran utama itu perlu diterjemahkan ke dalam program kerja, baik dalam jangka menengah maupun panjang,” ucapnya dalam Rakornas Sumber Daya Manusia (SDM) Industri, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/7/2023).

Agus Gumiwang Kartasasmita Menteri Perindustrian Republik Indonesia, saat memberikan sambutan pada Rakornas SDM Industri 2023 , di Surabaya , Rabu (26/7/2023). Foto : Dovan magang suarasurabaya.net

Agus juga menyebutkan, indikator lain yang menjadi target mencapai visi negara industri tangguh yaitu jumlah tenaga kerja di sektor industri pengolahan nonmigas sebanyak 22,6 juta orang.

Kemudian, persentase jumlah tenaga kerja di sektor industri pengolahan nonmigas terhadap total pekerja sebanyak 15,7 persen, dan produktivitas tenaga kerja sektor industri pengolahan nonmigas Rp128,4 juta per orang.

“Target-target itu bukan hal yang mudah untuk dicapai. Sehingga, diperlukan terobosan program dan langkah-langkah kerja yang bisa mengakselerasi pembangunan SDM industri yang produktif, kompeten dan berdaya saing global di era transformasi digital saat ini,” paparnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan ketersediaan SDM industri berproduktivitas tinggi bukan hanya dari skill, tapi juga berbudaya kerja yang baik. Oleh karena itu, agar bisa berdaya saing global, Agus menekankan perlunya pengembangan teknologi dan dinamika di dunia internasional.

“Jadi, kita harus mampu beradaptasi terhadap paradigma dari waktu ke waktu yang semakin berkembang, misalnya terkait energi terbarukan dan digitalisasi, untuk menuju green product,” imbuhnya.

Untuk mendukung penyediaan SDM industri kompeten, Kemenperin sudah menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana untuk program pengembangan SDM industri melalui 11 Politeknik, dua Akademi Komunitas, sembilan SMK industri, dan tujuh Balai Diklat Industri, serta pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 untuk membantu tranformasi digital industri.

Secara keseluruhan, lanjut dia, lulusan dari unit pendidikan vokasi di bawah Kemenperin dapat langsung diterima kerja di sektor industri. Tapi, saat ini masih perlu digenjot peningkatan jumlahnya.

“Sebab, rata-rata penambahan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri sebanyak 600-700 ribu per orang. Itu juga menunjukkan sektor manufaktur semakin bergeliat, tidak sedang mengalami deindustrialisasi, karena meningkatnya penyerapan tenaga kerja,” paparnya.

Lebih lanjut, dia berharap Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin dapat meningkatkan kompetensi dari sekolah, agar kualitas dan kuantitas lulusannya meningkat.

“Bila perlu BPSDMI harus dapat menargetkan agar unit pendidikan kita memiliki sertifikat kompetensi setara dengan unit pendidikan yang ada di luar negeri, sehingga lulusannya dapat dipandang secara setara,” pungkasnya.(ris/bil/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
33o
Kurs