Selasa, 21 Mei 2024

Pengusaha di Jatim Diminta Ikut Kembangkan Bisnis di Sektor Energi Baru Terbarukan

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur (KADIN Jatim). Foto: Istimewa

Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Timur (Jatim) merespons pemerintah yang kian serius melakukan percepatan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.

Menurut Adik, berdasarkan data Kementeran ESDM, saat ini bauran energi primer masih didominasi oleh energi fosil.

Rinciannya batu bara mencapai 37,6 persen , minyak bumi 33,4 persen, dan gas alam sebesar 16,7 persen. Sementara kontribusi EBT masih sekitar 12,3 persen.

“Untuk menuju NZE dan pengembangan EBT pada 2060, pemerintah butuh sekitar 1.108 miliar Dolar AS atau sekitar 28,5 miliar Dolar AS per tahun. Potensi yang luar biasa sekali. Dan ini perlu dukungan dari investor, baik dalam maupun luar negeri,” kata Adik dalam keterangan resminya pada Rabu (4/10/2023).

Kata Adik, bisnis sektor EBT ini sangat menarik bagi investor, sebab ini adalah bisnis masa depan. Sementara potensi EBT di Indonesia sangat besar.

Secara nasional, potensi EBT di Indonesia mencapai 3.689 Giga Watt (GW). Terdiri dari energi solar 3.295 GW, air 95 GW, bio energo 57 GW, angin 155 GW, panas bumi 24 GW dan laut 63 GW.

Akan tetapi, yang telah dimanfaatkan hanya sekitar 12,602 MW atau sekitar 0,3% dari total potensi yang ada.

“Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman pengusaha Jatim untuk ikut berbisnis di sektor ini,” kata Adik.

Tentu saja ia meminta Pemerintah untuk mempermudah aturan. Sebab kemudahan berusaha di sektor EBT harus dijamin, tidak hanya sekadar janji.

“Kemudahan perijinan dan kecepatan. Itu yang dibutuhkan karena sejauh ini masih banyak yang mengeluhkan soal itu. Kepastian berusaha harus dipertegas, juga kepastian bahwa produksi EBT bisa dibeli PLN,” ungkap Adik.

Selain itu, ia juga berharap pemerintah secara massif melakukan sosialisasi pengembangan EBT dan potensi bisnisnya kepada para investor. Karena sejauh ini masih belum banyak pengusaha yang paham dan mengerti tentang bisnis tersebut.

“Karena untuk teman-teman di KADIN, ini adalah bisnis baru yang sangat potensial yang bisa menjadi peluang usah untuk dunia usaha. Dan semua negara di dunia saat ini sedang melirik EBT,” tandasnya. (saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya
Kurs
Exit mobile version