Senin, 4 November 2024

Petani Muda Binaan Program TEKAD “Fakatoto” Raup Jutaan Rupiah dari Budidaya Cabai

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Para petani di Desa Lian Tasik, Kecamatan Siritau Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku sedang memanen cabai. Foto : istimewa

Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) memberikan dampak nyata bagi peningkatan pendapatan para petani di Desa Lian Tasik, Kecamatan Siritau Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku. Para petani muda yang tergabung dalam kelompok tani muda Fakatoto berhasil meraup jutaan rupiah dari budidaya cabai.

“Kami memulai tanpa pengetahuan yang cukup, tapi dengan tekad dan bimbingan dari program TEKAD, kami bisa berhasil meningkatkan pendapatan melalui budidaya cabai,” ujar Muliani Sengan, Ketua Kelompok Fakatoto, yang juga sekaligus Kader Desa Program TEKAD, Kamis (03/10/2024)

Dia mengungkapkan Kelompok Tani Fakatoto menerapkan teknik budidaya yang sangat terstruktur. Dimulai dari pemilihan media tanam, persemaian, pemindahan bibit setelah 4-5 minggu, hingga pemupukan dengan TSP dan Urea untuk meningkatkan kualitas panen. Tanaman dirawat dengan teliti menggunakan mulsa untuk menjaga kelembapan dan mengurangi serangan hama.

“Hasil panen pertama pada usia 75-80 hari berhasil mengangkat nama kelompok tani Fakatoto sehingga dikenal lebih banyak petani, dengan penjualan yang terus meningkat setiap musim panen,” katanya.

Pembentukan kelompok tani Fakatoto, kata Muliani berangkat dari keprihatinan terhadap tingginya angka pengangguran di kalangan muda di Desa Lian Tasik.

Dia pun berinisiatif untuk membentuk kelompok tani dengan mengajak pemuda lainnya untuk bergabung.

“Berbekal modal patungan dan lahan hibah dari salah satu anggota, mereka mulai menanam cabai sebagai komoditas utama,” katanya.

Kelompok Tani Fakatoto, lanjut Muliani semakin berkembang setelah ada intervensi dari Program TEKAD.

Dengan adanya model Demonstrasi Plot (Demplot) dari TEKAD kelompok ini berhasil mengubah lahan pertanian kecil menjadi sumber pendapatan yang menghasilkan puluhan juta rupiah.

“Dukungan dari pemerintah desa dan Program TEKAD mempunyai peran besar dalam perkembangan kelompok kami yang didominasi oleh perempuan muda,” jelasnya.

Muliani mengatakan keberhasilan kelompok Fakatoto, bukan hanya berdampak pada peningkatan ekonomi anggota, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pemuda lain di desa tersebut.

Melalui inovasi dan semangat yang tinggi, mereka berhasil menciptakan lapangan kerja baru, mengubah citra pertanian menjadi sektor yang menarik bagi generasi muda.

“Kami berharap apa yang kami lakukan dapat menginspirasi pemuda lain untuk tidak takut mencoba di sektor pertanian. Dengan dukungan yang tepat, kami percaya anak muda bisa berkontribusi besar dalam mewujudkan ketahanan pangan desa,” kata dia.

Sekadar diketahui, Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) merupakan program kolaborasi antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) dengan jangka waktu 2020-2025.

Program ini menyasar 1.720 desa, yang terdiri dari 500 desa inti dan 1.220 desa klaster di 25 kabupaten dari 9 provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah. Program ini menargetkan peningkatan penghasilan sekitar 412.300 rumah tangga dan memberi manfaat untuk 1.855.350 jiwa di desa-desa sasaran.

Program TEKAD dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat desa agar dapat berkontribusi pada transformasi pedesaan dan pertumbuhan inklusif di Indonesia Timur.

Tujuan program ini adalah agar rumah tangga di pedesaan memperoleh pendapatan yang stabil dan memadai dari pengembangan produksi berbasis komoditas di desa masing-masing, sehingga rumah tangga pedesaan dapat mengembangkan mata pencaharian yang berkelanjutan dan memperoleh keuntungan melalui penguatan tata kelola di tingkat desa dan kabupaten melalui dukungan dari Kemendes PDTT.

Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan di desa.

Dalam implementasinya, program ini memberikan bantuan pelaksanaan demonstrasi plot (demplot) serta menggelar pelatihan penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan lembaga ekonomi lainnya yang ada di desa.(faz)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 4 November 2024
32o
Kurs