
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur berupaya meningkatkan suplai produksi susu bagi masyarakat dengan mengimpor 1.080 ekor sapi perah dari Australia.
Impor tersebut dilakukan oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) melalui anak usahanya PT Santosa Agrindo Lestari (Santori) bersama PT Greenfields Indonesia yang mendatangkan sapi perah dari Australia.
Khofifah mengatakan, sapi yang diimpor adalah sapi perah bunting persilangan Holstein dan Jersey dari Australia yang dikenal memiliki produksi susu berkualitas tinggi.
Ribuan sapi perah tersebut akan dikelola di sejumlah peternakan yang tersebar di Kabupaten Malang, Blitar, Kediri, Pasuruan dan Kota Batu.
“Kedatangan 1.080 sapi perah dara bunting ini kemudian akan dikelola oleh peternak mitra PT. Greenfields Indonesia yang ada di lima kabupaten di Jawa Timur untuk meningkatkan populasi sapi perah dan susu segar di Jawa Timur,” ucap Khofifah pada Rabu (16/7/2025).
Gubernur Jatim itu yakin impor sapi perah ini bakal meningkatkan produksi susu dari Jatim sekaligus untuk Indonesia. Apalagi sapi perah ini juga dimitrakan dengan peternak lokal.
“Peningkatan produksi susu ini nantinya sangat bermanfaat terutama diberseiringkan dengan kebutuhan susu untuk Makan Bergizi Gratis (MBG),” tuturnya.
Khofifah menyebut impor ribuan sapi perah di Jatim yang dikelola lima peternakan di kabupaten/kota itu diharapkan mampu menyerap tenaga kerja baru.
“Sebanyak 1.080 ribu sapi perah yang hadir di Jatim memberikan peningkatan dan pemerataan ekonomi bagi peternak sapi. Sehingga diprediksi ada sumber ekonomi baru, tenaga kerja baru,” ungkap Khofifah.
Impor sapi perah sendiri masih dilakukan oleh pemerintah untuk mencukupi kebutuhan susu segar. Berdasarkan data dari Dirjen PKH Kementerian Pertanian, Indonesia masih impor 79 persen untuk susu sapi perah.
Kemudian untuk diketahui populasi sapi perah di Jatim sempat mengalami penurunan pada 2022 akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Saat itu populasi Sapi Perah di Jatim menurun 23.344 ekor atau 7,6 persen sehingga pada awal Desember 2022 jumlahnya 282.364 ekor. Wabah tersebut otomatis membuat produksi susu sapi segar harian di Jatim menurun.
Tercatat, sepanjang 2022 saat wabah PMK, produksi susu sapi menurun 16,8 persen menjadi 1.014 ton. Sementara pada 2021 Jatim mampu produksi susu sapi harian sebanyak 1.219 ton.
“Alhamdulillah, setelah wabah PMK dapat dikendalikan pada tahun 2023, populasi sapi perah di Jawa Timur kembali meningkat. Data BPS, populasi sapi perah di Jawa Timur akhir tahun 2024 sebanyak 292.265 ekor atau meningkat sebanyak 9.900 ekor dari tahun 2022 saat wabah PMK terjadi,” jelasnya.
“Capaian tersebut menempati peringkat pertama di indonesia dan berkontribusi sebesar 60 persen terhadap total populasi sapi perah nasional sebanyak 485.809 ekor,” imbuhnya.
Untuk ke depannya, khofifah berharap, ada kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah untuk meningkatan produksi susu serta mempercepat capaian target swasembada susu sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak lokal.
“Pemerintah, privat sektor dan mitra ternak sama-sama memberikan dukungan serta memberikan manfaat,” ungkapnya. (wld/saf/ipg)