
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya memastikan sebanyak 153 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih telah terbentuk di seluruh kelurahan.
Febrina Kusumawati Kepala Dinkopumdag Surabaya menyampaikan seluruh koperasi tersebut sudah resmi terbentuk sejak awal Juni 2025.
“Alhamdulillah, Juni awal kemarin, 153 Koperasi Merah Putih di Kelurahan, di Kota Surabaya, posisinya sudah terbentuk secara paripurna,” kata Febrina waktu mengisi program Semanggi Suroboyo, di Radio Suara Surabaya, Jumat (25/7/2025).
Dia menjelaskan, proses pembentukannya tidak dilakukan sepihak oleh dinas atau pemerintah, melainkan melalui musyawarah yang melibatkan warga, generasi muda dan pemangku kepentingan setempat.
“Jadi memang sudah ada format, ada forum diskusi di kelurahan, dibimbing Pak Lurah, mengundang tokoh-tokoh sekitar, para RW dan segala macam, semakin diputuskan bahwa oh inilah strukturnya,” jelasnya.
Dalam proses pengesahan koperasi, Dinkopumdag juga bekerja sama dengan Ikatan Notaris Indonesia Kota Surabaya yang mendampingi langsung pembuatan akta pendirian koperasi.
Febrina menambahkan, setiap Kopdes Merah Putih di Surabaya berjumlah 15 orang, terdiri dari ketua, dua wakil ketua (bidang usaha dan bidang keanggotaan), sekretaris, bendahara, dan anggota.
“Untuk paket awal kemarin delapan orang, tapi ini kita bentuk lima belas orang. Termasuk anggotanya,” ujar dia.
Sementara untuk targetnya, semua Kopdes Merah Putih ini sudah mulai berjalan penuh pada Oktober 2025. “Pusat mentargetkan Oktober sudah beroperasional. Padahal kita nanti maju ya. Lebih cepat Oktober solidasi,” ujar Febrina.
Koperasi ini nantinya akan fokus pada sektor riil terlebih dahulu sesuai potensi lokal yang ada di tiap kelurahan.
Misalnya, koperasi bisa memetakan kebutuhan bahan bakar rumah tangga seperti elpiji dan menjalin kerja sama dengan Pertamina, atau menjadi penyedia bahan baku untuk pelaku UMKM di wilayah tersebut.
“Kooperasi itu bisa mengambil hal itu untuk menjadi bagian dari ruang gerak di koperasi itu. Saya butuh gula, saya butuh tepung, dalam jumlah banyak misalkan. Nah, itu sama koperasi bisa juga ditampung di dalam koperasi itu,” terang Febrina.
Kesempatan yang sama, Reza Fahredi Kepala Bidang Koperasi Dinkopumdag Kota Surabaya, menyampaikan bahwa esensi koperasi terletak pada anggotanya.
Karena itu, pembentukan struktur koperasi ditambah menjadi 15 orang supaya pengurus benar-benar bisa melayani anggota.
“Karena koperasi ini adalah badan usaha tapi yang berbasiskan anggota. Jadi yang membedakan dengan usaha-usaha yang lain itu, ya koperasi ini yang dikelola ini manusia,” kata Reza.
Ia menambahkan, Kopdes Merah Putih dibentuk untuk membangun ekosistem lokal dari warga yang tinggal di wilayah tersebut. Mulai dari rumah tangga, UMKM, hingga industri rumahan dapat menjadi anggota koperasi.
“Kooperasi ini dibentuk itu memang untuk mendedatakan warga. Artinya kita akan menjadikan koperasi ini untuk dapat membangun ekosistem lokal,” ujarnya.
Reza juga menjelaskan bahwa pihaknya akan segera memulai program penyaluran sembako melalui koperasi, termasuk komoditas beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), seperti yang diarahkan oleh Wali Kota Surabaya.
Tujuannya, agar koperasi tidak hanya melayani kebutuhan internal anggotanya, tapi juga memberi manfaat langsung ke masyarakat luas.
Ahmad Fajar Fasa, Ketua Tim Kerja Pemberdayaan Dinkopumdag, menegaskan pentingnya melibatkan generasi muda dalam koperasi. Sebab, banyak pengurus yang terbentuk saat ini berasal dari kalangan senior.
“Kita mendorong ini kan anak muda-muda harus dilibatkan. Sekarang zamannya digitalisasi. Kita kan bergerak usaha koperasi ini melalui digitalisasi. Dengan merekrut anak-anak muda ini bergabung ke koperasi,” jelas Fajar.
Menurutnya, anak muda dapat mengelola unit usaha koperasi, sementara para senior yang memiliki pengalaman bisa berperan sebagai pengarah. Dengan begitu, koperasi tidak hanya tumbuh, tetapi juga bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. (bil/ipg)