
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah investor saham di Indonesia saat ini berada di angka 7.001.268 Single Investor Identification (SID).
Jeffrey Hendrik Direktur Pengembangan BEI mengatakan, peningkatan jumlah investor saham itu, terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif impor Amerika Serikat sepanjang awal tahun 2025.
“Menariknya, meskipun kebijakan tarif impor mulai diberlakukan, minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia tetap tinggi. Tercermin dari penambahan lebih dari 38 ribu investor saham selama periode 27 Maret hingga 8 April 2025,” katanya dalam keterangan yang diterima pada Minggu (8/6/2025).
Kondisi tersebut, kata dia, mencerminkan optimistis pada prospek perekonomian Indonesia, karena minat masyarakat terhadap pasar modal dalam negeri masih tinggi di tengah dinamika ekonomi global.
Peningkatan itu, kata dia, tidak lepas dari dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organization (SRO) dan anak usahanya, serta sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam melaksanakan koordinasi penguatan dan pelaksanaan berbagai program edukasi pasar modal.
Pihaknya menyadari, bahwa pertumbuhan jumlah investor harus diimbangi dengan penguatan infrastruktur informasi dan edukasi pasar modal.
Ia mencatat, media sosial resmi BEI menjadi kanal utama untuk memberikan akses informasi sekaligus edukasi kepada masyarakat. Aplikasi IDX Mobile juga telah diunduh lebih dari 287 ribu pengguna. Ia memastikan, BEI juga akan terus memperluas jaringan Galeri Investasi BEI yang kini mendekati 1.000 lokasi, serta didukung lebih dari 6.000 Duta Pasar Modal yang menjadi ujung tombak edukasi di berbagai daerah di Indonesia.
Iman Rachman Direktur Utama BEI menambahkan, hingga jelang pertengahan tahun 2025, ia menyebut, BEI telah melaksanakan beberapa program edukasi yang dijalankan melalui Kantor Perwakilan di seluruh Indonesia, baik secara daring maupun luring, seperti Sekolah Pasar Modal (SPM), webinar, seminar, dan workshop yang melibatkan pelaku industri, perusahaan efek, asosiasi, akademisi, komunitas, dan media.
“BEI juga berorientasi pada peningkatan partisipasi investor institusi dengan terus menjalin keterlibatan aktif bersama investor institusi domestik guna mendorong peran mereka dalam aktivitas transaksi pasar. Inisiatif strategis ini mencerminkan komitmen untuk membangun pasar modal yang transparan, dinamis, dan inklusif di masa depan,” jabarnya.
Dengan upaya tersebut, ia berharap peran pasar modal Indonesia bisa semakin signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Seperti diketahui, pada 31 Desember 2024 investor saham Indonesia tercatat sebanyak 6.381.444 SID. Jumlah tersebut terus bertambah sebanyak 619.824 SID sampai dengan 26 Mei 2025. Pertumbuhan itu terjadi meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami perubahan dari 7.079,905 pada penutupan perdagangan akhir tahun 2024 menjadi 5.967,988 pada 9 April 2025, yang kemudian kembali menguat ke posisi 7.175,819 per 28 Mei 2025.
Penambahan sebanyak 38.676 investor saham itu, terjadi selama periode libur panjang Idulfitri, ketika jumlah investor meningkat dari 6.705.452 SID pada 27 Maret 2025 menjadi 6.744.128 SID pada 8 April 2025. (ris/saf/ham)