
Kementerian Keuangan China pada Minggu (6/7/2025) mengumumkan pembatasan pembelian perangkat medis buatan Uni Eropa oleh pemerintah China yang bernilai lebih dari 45 juta yuan, sekitar 6,3 juta dolar AS.
Langkah ini diambil sebagai respons atas tindakan Uni Eropa yang sebelumnya melarang partisipasi perusahaan China dalam tender publik peralatan medis senilai miliaran euro.
Dilansir dari Reuters, ketegangan antara Beijing dan Eropa terus meningkat. Uni Eropa baru-baru ini memberlakukan tarif tambahan pada kendaraan listrik buatan China, sementara Beijing membalas dengan menerapkan bea masuk terhadap brendi impor dari negara-negara Uni Eropa.
Bulan lalu, Uni Eropa melarang perusahaan asal China ikut serta dalam pengadaan alat kesehatan publik senilai lebih dari 60 miliar euro, sekitar 70 miliar dolar AS, setiap tahunnya.
Keputusan tersebut diambil setelah dinilai bahwa perusahaan-perusahaan Eropa tidak mendapatkan akses yang setara ke pasar China.
Larangan tersebut menjadi yang pertama kali diterapkan di bawah Instrumen Pengadaan Internasional Uni Eropa, yang mulai berlaku pada 2022 untuk menjamin prinsip timbal balik dalam akses pasar.
Langkah balasan China sebenarnya sudah diperkirakan sejak Kementerian Perdagangannya mengindikasikan akan mengambil “langkah-langkah yang diperlukan” terhadap kebijakan UE akhir Juni lalu.
“Meski China telah menunjukkan iktikad baik dan ketulusan, Uni Eropa tetap memilih jalannya sendiri dengan menerapkan langkah-langkah restriktif dan membangun hambatan proteksionis baru,” ujar Kementerian Perdagangan China dalam pernyataan terpisah.
“Karena itu, China tidak punya pilihan selain mengambil tindakan pembalasan yang sepadan,” imbuh mereka.
Selain membatasi pembelian alat medis langsung dari negara-negara Uni Eropa, China juga akan menolak impor perangkat medis dari negara lain yang mengandung lebih dari 50 persen komponen buatan Uni Eropa. Aturan ini mulai berlaku pada Minggu hari ini.
Namun, Kementerian Perdagangan menegaskan bahwa produk dari perusahaan Eropa yang beroperasi di China tidak terdampak oleh kebijakan ini.
Sejauh ini, kantor perwakilan Uni Eropa di Beijing belum memberikan tanggapan atas kebijakan balasan tersebut.
Ketegangan dagang ini terjadi menjelang pertemuan puncak para pemimpin China dan Uni Eropa yang dijadwalkan berlangsung akhir Juli.
Sementara itu, pada Jumat (5/7/2025) China juga mengumumkan bea masuk hingga 34,9 persen terhadap brendi asal Uni Eropa selama lima tahun ke depan.
Keputusan itu diambil setelah penyelidikan yang diyakini sebagai respons terhadap tarif Uni Eropa terhadap kendaraan listrik China. (saf/ham)