Sabtu, 26 Juli 2025

CORE: Produk AS Bebas Bea Masuk, RI Bisa Kehilangan Penerimaan Rp6,1 Triliun

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Akhmad Akbar Susamto (ketiga kanan) Direktur Riset Bidang Makroekonomi, Kebijakan Fiskal dan Moneter CORE dalam diskusi yang digelar CORE di Jakarta, Kamis (24/7/2025). Foto: Antara.

Centre of Reform on Economics (CORE) memperkirakan Indonesia bisa kehilangan sekitar 398 juta dolar AS atau Rp6,16 triliun akibat kebijakan bea masuk nol persen terhadap produk-produk dari Amerika Serikat (AS).

Akhmad Akbar Susamto Direktur Riset Bidang Makroekonomi, Kebijakan Fiskal dan Moneter CORE menjelaskan, penghitungan potensi penerimaan negara yang hilang ini didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu.

Salah satunya adalah penggunaan data tahun 2024, ketika tarif rata-rata impor barang dari AS ke Indonesia adalah 9,2 persen.

“Dengan kebijakan bea masuk 0 persen, perkiraan bea masuk yang hilang mencapai 398 juta dolar AS atau sekitar Rp6,16 triliun, dengan asumsi rata-rata nilai kurs pada 2024 sebesar Rp15.838 per dolar AS,” kata Akbar, Kamis (24/7/2025), seperti dilansir Antara.

Selain bea masuk impor, Akbar juga menyoroti potensi dampak negatif dari kebijakan protektif Donald Trump Presiden AS terhadap kinerja ekspor Indonesia. Dengan adanya tarif baru sebesar 19 persen yang diberlakukan AS, ekspor Indonesia diperkirakan akan menurun.

Penurunan ini secara langsung akan melemahkan kinerja perusahaan-perusahaan di dalam negeri, yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah pajak yang dapat dipungut pemerintah.

Akbar menyebut pada 2024, komoditas ekspor utama Indonesia mencakup kebutuhan pokok (energi dan pangan), bahan baku industri, serta produk teknologi tinggi dan kesehatan.

Kebijakan penghapusan tarif impor ini merupakan bagian dari kesepakatan dagang baru antara Indonesia dan AS. Indonesia berhasil menurunkan tarif AS untuk produk-produknya dari 32 persen menjadi 19 persen.

Tarif 19 persen ini saat ini lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand (36 persen), Laos (40 persen), Malaysia (25 persen), dan Vietnam (20 persen).

Sebagai imbalannya, Indonesia akan menghilangkan hampir semua tarif untuk produk-produk AS yang masuk ke pasar Indonesia.

Kebijakan ini mencakup lebih dari 99 persen barang dari berbagai sektor, termasuk sektor industri, makanan, maupun pertanian yang diekspor AS ke Indonesia.

Meski demikian, Susiwijono Moegiarso Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebelumnya menyatakan tarif nol persen tersebut bakal memperkuat Indonesia sebagai tujuan investasi karena dinilai lebih menarik untuk relokasi industri.

Kondisi ini diyakini membuka peluang baru bagi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

“Tarif impor nol persen untuk produk-produk AS saya kira tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Apalagi kalau produk-produknya memang sifatnya bukan produk-produk yang akan berkompetisi dengan produk yang kita produksi di dalam negeri,” kata Susiwijono, Selasa (22/7/2025). (ant/ata/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 26 Juli 2025
27o
Kurs